Desakan tidak hanya datang dari dalam negeri, dari luar negeri, orang-orang mulai menyuruh China untuk membuka dirinya dalam bentuk ekonomi. Terutama dari negara-negara tetangga, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan.
Baca Juga: Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan Curigai Ada Sabotase Dalam Bencana Kebakaran Hutan
Tiga negara itu menjadi motor besar dalam pembangunan ekonomi kapitalis di China pada waktu itu. Juga Singapura, Lee Kwan Yew merasa kalau China sangat perlu untuk dirubah.
Oleh karenanya, menurut Presiden Soeharto pemimpin RRT menyadari betul-betul kalau sistem komunisme tidak akan menyejahterakan masyarakat.
Sebagaimana di Uni Soviet sendiri, negaranya terpecah-pecah karena sistem sentralisme ekonomi itu tidak bagus. Apalagi untuk negara besar seperti Uni Soviet.
Baca Juga: Hasil Final Sepakbola Putri Olimpiade Tokyo 2020: Kanada Raih Medali Emas Perdana di Ajang Olimpiade
Oleh karenanya, sistem sepeti ini pernah juga terjadi di Indonesia pada zaman Presiden Soekarno, dan menurut Presiden Soeharto itu perlu diganti.***