Untuk mengatasi itu, para pejabat Taliban telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka menginginkan hubungan internasional yang damai dan telah berjanji untuk melindungi warga Afghanistan.
“Taliban sepertinya merupakan pemain yang (akan) diterima di tingkat hubungan internasional,” kata Mohammed Sinan Siyech, seorang peneliti keamanan di Asia Selatan dan kandidat doktor di Universitas Edinburgh, merujuk pada pembicaraan yang telah dilakukan China dan Amerika Serikat dengan kelompok tersebut.
“Jika pengakuan itu datang, maka bagi perusahaan seperti Twitter atau Facebook yang membuat keputusan subjektif bahwa grup ini buruk dan tidak akan menampung mereka, akan menimbulkan pertentangan,” sambungnya.
Dari pernyataan tersebut, sekarang yang bisa dilakukan Facebook dan Twitter adalah mencari tahu jalan keluar untuk menangani tantangan baru yang ditimbulkan oleh kelompok Taliban.
Sampai tanggal 17 Agustus 2021 sekarang, diketahui salah satu cabang perusahaan Facebook yakni Instagram telah menyembunyikan hasil dari tagar #Taliban untuk mengurangi konflik yang bergejolak.***