Lagi, ISIS Akui Bertanggung Jawab Atas Serangan Ledakan Beruntun di Afghanistan Timur

- 20 September 2021, 15:10 WIB
Ilustrasi ISIS, akui bertanggung jawab atas serangan bom
Ilustrasi ISIS, akui bertanggung jawab atas serangan bom //Reuters/

LINGKAR MADIUN – Kelompok bersenjata ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangkaian insiden pengeboman di Kota Jalalabad di Afghanistan Timur.

Hal ini disampaikan oleh Kantor Berita Amaaq yang dioperasikan oleh ISIS melalui Telegram pada Minggu, 19 September 2021.

“Lebih dari 35 anggota milisi tewas atau terluka dalam ledakan beruntun,“ ujar kelompok itu yang merujuk pada ledakan dari Sabtu, 18 September dan Minggu kemarin.

Baca Juga: Bahas Masalah Palestina dan Nuklir Iran, Menlu Rusia dan Menlu Israel Buat Mediator Kuartet Timur Tengah

Dilansir LINGKAR MADIUN dari ANTARA, hingga berita ini dibuat, tidak ada pernyataan langsung dari pihak Taliban mengenai jumlah korban tewas dalam insiden tersebut.

Sejumlah sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Sabtu bahwa sedikitnya ada tiga orang tewas dan sekitar 20 orang lainnya mengalami luka berat akibat ledakan di Jalalabad.

Baca Juga: Taliban Meminta Pengakuan dari PBB Secepatnya Agar Tidak Terjadi Dualisme Pemerintahan

Sementara itu, Jalalabad adalah ibu kota provinsi Nangarhar, markas kelompok ISIS yang aktif sejak Kabul jatuh ke tangan Taliban.

Banyak sumber yang mengaku mendapat informasi dari pihak rumah sakit dan saksi mata kejadian saat ledakan beruntun terjadi.

Baca Juga: Simpati dengan ISIS K, Pria di Selandia Baru Ini Serang Warga dengan Pisau

Serangkaian pengeboman di bandara Kabul pada 26 Agustus yang diklaim oleh ISIS menelan lebih dari 180 korban jiwa.

Serangkaian itu termasuk yang paling mematikan selama dua dekade pendudukan Amerika Serikat di Afghanistan.

Sementara itu, kemarin Amerika Serikat mengaku bahwa mereka melakukan kesalahan operasi militer yang menyebabkan warga sipil Afghanistan tewas.

Baca Juga: Tak Mau Urusi Nuklir Amerika Serikat, China Pilih Urusi Perdamaian di Afghanistan

Kesalahan itu merupakan pengadaan pesawat pengebom tanpa awak yang sebenarnya disasarkan pada ISIS-K yang menganggu jalannya evakuasi dan mengancam warga Afghanistan.

Ternyata, pesawat tanpa awak AS itu justru menyerang warga sipil Afghanistan dan menewaskan 10 orang yang banyak di antaranya adalah anak-anak pada akhir Agustus lalu.

Baca Juga: Amerika Serikat Tidak Tahu Jika Serangan Terakhirnya di Afghanistan Menewaskan Tenaga Kemanusiaan

Jenderal pangkalan militer Amerika Serikat telah mengakui kesalahan mereka dan menyampaikan permintaan maaf sedalam-dalamnya atas kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan operasi militer.

Sementara itu, Amerika Serikat yang menjadi tujuan banyak pengungsi dari Afghanistan telah menyiapkan banyak bantuan pada pengungsi berupa pelayanan legalisasi, kemudahan birokrasi, dan tempat tinggal.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah