LINGKAR MADIUN - Setelah Amerika Serikat (AS) menarik seluruh pasukan dan asetnya dari Afghanistan, kini Pakistan mulai berkomentar dengan nada sumbang tentang tindakan AS tersebut.
Perdana Menteri Imran Khan berusaha untuk menjadikan Pakistan sebagai korban ketidakbersyukuran AS dan standar ganda internasional dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Jumat, 24 September 2021 lalu.
Dalam pidatonya, Khan menyinggung berbagai topik yang mencakup perubahan iklim, Islamofobia global, dan penjarahan negara berkembang oleh elit korup mereka.
Baca Juga: Peringatan G30S PKI, Berikut 7 Pahlawan Revolusi yang Berjasa dan Gugur di Tangan PKI
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Kantor Berita AP pada 25 September 2021, Imran Khan marah dan sedih ketika dia melihat perbuatan AS yang mengabaikan Pakistan dan Afghanistan.
"Untuk situasi saat ini di Afghanistan, untuk beberapa alasan, Pakistan telah disalahkan atas pergantian peristiwa oleh politisi di AS dan beberapa politisi di Eropa," kata Khan.
"Dari platform ini, saya ingin mereka semua tahu, negara yang paling menderita, selain Afghanistan adalah Pakistan ketika kami bergabung dalam perang melawan teror AS setelah 9/11," tambahnya.
Khan meluncurkan narasi yang dimulai dengan AS dan Pakistan yang melatih mujahidin, yang kemudian dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang, seperti Presiden Ronald Reagan selama pendudukan Soviet di Afghanistan.