LINGKAR MADIUN - Vaksin Sinovac yang berasal dari China menjadi primadona baru bagi beberapa negara Barat.
Hal tersebut terjadi karena adanya anggapan bahwa vaksin yang diproduksi dengan metode MRNA, seperti Pfizer dan Moderna cukup berisiko.
Anggapan itu mencuat karena MRNA adalah metode yang baru disetujui oleh WHO pada tahun 2018 lalu.
Oleh karena itu, publik Eropa masih mempertanyakan keamanan vaksin berbasis MRNA.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari CNA, publik Barat memilih Sinovac karena mereka menganggapnya sebagai vaksin mati yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Vaksin mati akan membuat tubuh mendapatkan antibodi secara alami.
Baca Juga: Viral! Pesawat Air India Tersangkut di bawah Jembatan Penyeberangan, Ternyata Bukan Kejadian Pertama
Vaksin dengan metode seperti ini juga efektif selama bertahun-tahun, dan tidak menimbulkan bahaya.