Afghanistan Tak Mampu Bayar Listrik Sejak Kekuasaan Taliban, Teracam Pemadaman Satu Negara

- 8 Oktober 2021, 07:35 WIB
Ilustrasi Afghanistan.
Ilustrasi Afghanistan. //Reuters/WANA

Ahmadzai mengatakan sekitar Rp1,2 triliun diminta dari misi karena tagihan yang belum dibayar akan melonjak dalam seminggu.

Sayangnya, Misi PBB belum menanggapi permintaan bantuan Afghanistan, kata Ahmadzai.

Saat ini, penduduk Afghanistan masih bisa menikmati listrik, namun Ahmadzai mengatakan hanya 38% dari 38 juta penduduk Afghanistan yang saat ini memiliki akses listrik.

Baca Juga: Lagi, ISIS Akui Bertanggung Jawab Atas Serangan Ledakan Beruntun di Afghanistan Timur

Pemerintah Taliban sedang berusaha untuk membayar tagihan listrik demi menyelamatkan negara itu dari pemadalam.

Bilal Karimi, juru bicara Taliban mengatakan melalui telepon. “Kami memiliki hubungan yang baik dengan mereka (negara pemasok listrik) dan kami tidak berharap mereka berhenti memberi kami kekuatan,” tambahnya.

Baca Juga: Tak Mau Urusi Nuklir Amerika Serikat, China Pilih Urusi Perdamaian di Afghanistan

Ketika Taliban berhasil mengambil alih setelah penarikan AS dari Afghanistan, perusahaan listrik Afghanistan telah berjuang untuk mengumpulkan pembayaran dari konsumen karena situasi keamanan dan kondisi ekonomi yang suram.

Pemadaman listrik biasa terjadi di Afghanistan, bahkan ketika pemerintah yang didukung AS berkuasa.

Baca Juga: Sudah Menjadi Negara Maju dan Beradab, China Kini Berani Menjawab Semua Tuduhan Amerika Serikat

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah