Taliban Tidak Izinkan Wanita Afghanistan Bekerja, Hashimi: Kami Telah Berjuang 40 Tahun Membawa Sistem Ini

- 14 September 2021, 11:00 WIB
Kebangkita Taliban di Afghanistan dikhawatirkan dapat meningkatkan aksi terorisme di Asia Tenggara.
Kebangkita Taliban di Afghanistan dikhawatirkan dapat meningkatkan aksi terorisme di Asia Tenggara. /REUTERS

LINGKAR MADIUN- Wanita Afghanistan seharusnya tidak diizinkan untuk bekerja bersama pria, kata seorang tokoh senior di Taliban yang berkuasa, sebuah posisi yang, jika diterapkan secara formal, akan secara efektif menghalangi mereka dari pekerjaan di kantor-kantor pemerintah, bank, perusahaan media dan seterusnya.

Waheedullah Hashimi, seorang tokoh senior di Taliban yang dekat dengan kepemimpinan, mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu akan sepenuhnya menerapkan versi Syariah, atau hukum Islam, meskipun ada tekanan dari komunitas internasional untuk mengizinkan perempuan memiliki hak untuk bekerja di tempat yang mereka inginkan.

Sejak gerakan itu meraih kekuasaan bulan lalu, para pejabat Taliban mengatakan perempuan akan dapat bekerja dan belajar dalam batas-batas yang ditetapkan oleh Syariah.

Tetapi ada ketidakpastian yang meluas tentang efek praktis apa yang akan terjadi pada kemampuan mereka untuk mempertahankan pekerjaan mereka.

Baca Juga: Konsumsi 3 Cangkir Minuman Ini dalam Sehari, Mampu Turunkan Risiko Stroke Hingga Serangan Jantung

Baca Juga: Young Boys vs Manchester United: Kembalinya Cristiano Ronaldo Membuat Solskjaer Siap Bersaing Lagi

Ketika Taliban terakhir memerintah Afghanistan dari 1996-2001, perempuan dilarang bekerja dan pendidikan.

Isu ini sangat penting bagi masyarakat internasional dan dapat berdampak pada jumlah bantuan dan bantuan lain yang diberikan kepada Afghanistan, yang berada dalam pergolakan krisis ekonomi.

"Kami telah berjuang selama hampir 40 tahun untuk membawa sistem hukum syariah ke Afghanistan," kata Hashimi dalam sebuah wawancara.

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Jerusalem Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah