LINGKAR MADIUN- Jepang dan Australia mengatakan pada Kamis (24 Februari) bahwa mereka siap untuk memanfaatkan cadangan minyak mereka, bersama dengan negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) lainnya, jika pasokan global dilanda permusuhan di Ukraina.
Harga minyak menyentuh level tertinggi tujuh tahun US$100 per barel setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, dan ledakan terdengar di ibukota Ukraina, Kyiv.
Jepang mengatakan akan bekerja dengan negara-negara produsen dan konsumen minyak dan mendukung pelepasan minyak terkoordinasi dari cadangan daruratnya jika diminta oleh IEA.
"Stabilisasi pasar minyak mentah sangat penting untuk stabilitas ekonomi dunia dan ekonomi Jepang," kata Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri dalam sebuah pernyataan.
Menteri energi Australia, Angus Taylor, mengatakan Canberra bekerja erat dengan Amerika Serikat dan IEA untuk memantau pasar minyak dan gas sebelum langkah apa pun untuk memanfaatkan cadangan kecil yang dipegang Australia di Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.
"Meskipun kami tidak dapat mengendalikan lonjakan harga internasional ini, kami memantau dengan cermat situasi dengan IEA dan Amerika Serikat dan siap mengambil tindakan untuk membantu meringankan tekanan ini," kata Taylor dalam sebuah pernyataan.