Network
LINGKAR MADIUN - Invasi yang diluncurkan Rusia pada Ukraina sejak bulan Februari semakin memanas.
Bahkan konflik yang terjadi di antara kedua negara tersebut, masih jauh untuk mencapai kata negoisasi.
Selain itu, netralitas India dalam permusuhan di Ukraina telah berkembang menjadi kepentingan ekonomi karena New Delhi memperketat hubungan perdagangannya dengan Moskow, yang diuntungkan dari minyak murah.
Presiden AS Joe Biden pernah memperingatkan Perdana Menteri India bahwa membeli minyak dari Rusia bukan untuk kepentingan New Delhi.
Baca Juga: LE SSERAFIM Pecahkan Rekor, Sukses Jual 300 Ribu Copy Album Debut di Minggu Pertama
Para pejabat AS bersikeras bahwa setiap intervensi yang melemahkan sanksi akan memiliki konsekuensi.
Dari AS hingga Eropa, menuntut sikap yang lebih keras terhadap Rusia telah menjadi tekanan global.
Namun, bagi India, keputusan untuk tetap netral dalam perang di Ukraina bukan hanya tentang memberikannya pilihan mitra di dunia dengan banyak pusat kekuasaan.
Sikap ini telah berkembang menjadi sikap yang menguntungkan secara ekonomi, Minyak dari Rusia adalah kesepakatan yang terlalu bagus untuk dilewatkan India.
Jumlah minyak mentah yang dibeli India dari Rusia telah meroket sejak konflik dimulai, naik dari nol pada Desember 2021 menjadi sekitar 300.000 barel per hari pada Maret dan 700.000 barel per hari pada April.
Minyak mentah sekarang menyumbang hampir 17% dari impor India, naik dari kurang dari 1% sebelum pertempuran.
Pada tahun 2021, India mengimpor rata-rata sekitar 33.000 bph dari Rusia.
Dengan larangan minyak Rusia di AS dan Eropa yang mengusulkan embargonya sendiri, India dapat membeli minyak mentah dengan harga diskon tinggi, menyediakan lebih banyak ekonomi yang haus energi dengan biaya rendah.
Kilang India juga menggunakan minyak mentah untuk membuat produk seperti solar dan bahan bakar jet, menjualnya dengan margin yang lebih baik dari biasanya di luar negeri.***
