Ini Pidato Resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Singgung Jutaan Muslim Dunia

- 1 November 2020, 06:08 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram/@emmanuelmacron/

Berikut pidato lengkap Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 2 Oktober 2020 lalu untuk memperingati penyerangan terhadap  kantor pusat majalah satir Prancis Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015 lalu yang menewaskan 12 orang dan 10 orang terluka:

Para hadirin Para Menteri; anggota parlemen; Pak Walikota, François, terima kasih banyak; Bapak Presiden Komite Departemen; Bapak Presiden Komunitas Perkotaan; Pak Prefek; Bapak Presiden Pengadilan Banding; Pak Penuntut Umum Negara; Ibu Chief Education Officer; hadirin sekalian dari semua pangkat dan posisi.

Terima kasih, Pak Walikota, karena telah menyambut kami di Les Mureaux. Bukan kebetulan jika hari ini sebuah diskusi diadakan di kota Anda, departemen Anda, tentang masalah yang begitu penting bagi Republik kita.

Di tempat Anda ini adalah tempat di mana pertarungan Republikan dilancarkan dan Anda tahu cara mengusahakannya, kota yang punya solusi, seperti yang sering Anda katakan, dan departemen yang  selalu mampu mengatasi masalah, melalui pendidikan, pelatihan, dan bekerja, untuk menghadapi tantangan ini.

Tujuan dari pertemuan kita hari ini ada dua: pertama, untuk mendefinisikan masalah apa yang sebenarnya kita hadapi, tanpa subjek yang tabu (separatisme Islam, red) tetapi juga tanpa simplistik. Apa yang terjadi hari ini, dalam masyarakat kita, yang membahayakan Republik kita, menantang kemampuan kita untuk hidup bersama?

Dan pemabahasan kedua untuk berbagi dengan Anda mengenai keputusan yang diambil sebagai hasilnya (maksudnya gagasan mengenai RUU separatisme Islam, red), yang merupakan buah dari hampir tiga tahun kerja metodis dan yang telah kami selesaikan dengan Pemerintah selama beberapa minggu terakhir.

Masalahnya bukanlah laïcité (sekularisme). Seperti yang saya katakan dalam beberapa kesempatan, laïcité di Republik Perancis berarti kebebasan untuk percaya atau tidak terhadap agama, kemungkinan menjalankan agama tetap dilindungi selama hukum dan ketertiban terjamin. Laïcité berarti kenetralan Negara; sama sekali tidak berarti penghapusan agama dari masyarakat. Prancis yang bersatu diperkuat oleh laïcité.

Jika spiritualitas adalah masalah individu, laïcité menyangkut kita semua. Dan kaum Republikan sejati tidak boleh memberi jalan kepada mereka yang, atas nama prinsip laïcité, mencoba memicu perpecahan dan konfrontasi atas dasar banyak masalah berbeda yang seringkali menjadi bagian utama dari diskusi kita, meskipun bukan bagian dari masalah utama.

Kami punya aturan tentang masalah ini; kita harus menegakkannya dengan tegas dan adil, di mana saja, tanpa kompromi. Demikian juga jangan jatuh ke dalam perangkap isu-isu yang saling bertentangan, yang dibuat oleh para polemik dan ekstremis, yang terdiri dari mereka yang seolah-olah mencela semua Muslim tanpa memberikan garis pembeda yang tegas.

Jebakan itulah yang dipakai musuh Republik; dengan menegaskan itu, membuat semua penganut agama Islam menjadi sekutu obyektif karena mereka dianggap sebagai korban dari sistem yang terorganisir dengan baik. Terlalu sederhana.

Halaman:

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: diplomatie.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x