Ini Pidato Resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Singgung Jutaan Muslim Dunia

- 1 November 2020, 06:08 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram/@emmanuelmacron/

Yang harus kita atasi adalah separatisme Islam. Sebuah proyek 'politik agama' yang sadar, berteori, menyimpang dari nilai-nilai Republik, yang sering tercermin dengan pembentukan masyarakat tandingan seperti yang ditunjukkan oleh anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah, pengembangan kegiatan olahraga dan kajian budaya komunitas yang terpisah dari pendidikan berfungsi sebagai dalih untuk mengajarkan prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan hukum Republik. Ini adalah indoktrinasi dan, melalui ini, negasi atau berlawanan dengan prinsip-prinsip kita anut yaitu kesetaraan dan martabat manusia.

Masalahnya adalah ideologi ini, yang mengklaim bahwa hukumnya sendiri (hukum Islam, red) lebih tinggi daripada hukum Republik. Dan seperti yang sering saya katakan, saya tidak meminta warga negara kita untuk percaya atau tidak percaya, atau percaya sedikit atau secukupnya saja, itu bukan urusan Republik.

Saya meminta setiap warga negara, dari semua yang percaya agama dan yang tidak percaya dengan agama, untuk mematuhi dengan sepenuh hati semua hukum Republik.

Sementara dalam Islamisme radikal ini karena ini adalah inti dari masalah, mari kita bicaraka untuk disampaikan bagaimana cara sistematis untuk mengatur hal-hal yang melanggar hukum Republik seperti membuat tatanan yang berbeda dengan Republik, menetapkan nilai-nilai lain, mengembangkan cara lain untuk mengorganisir masyarakat yang awalnya separatis, tetapi tujuan akhirnya adalah untuk mengambil alih sepenuhnya.

Islam radikal ini secara bertahap menyulut penolakan terhadap kebebasan berekspresi, kebebasan hati nurani dan hak untuk menghujat atau membuat satir, dan itu membuat dalam diri kita menjadi radikal secara diam-diam.

Hampir 170 orang, untuk dijadikan contoh, sedang dipantau di sini, di (departemen Perancis) Yvelines, karena terindikasi masuk dalam organisasi radikalisasi kekerasan. Kadang-kadang ini berlaku sampai berjihad.

Kami tahu bahwa 170 anak muda di departemen ini berangkat ke Suriah, dan seringkali mereka tersesat di jalan ini, bahkan benar-benar mengambil tindakan dan mencoba menyebabkan pertumpahan darah atau terkadang lebih buruk dari itu. Jalan jihad ini juga yang kita lihat lagi Jumat lalu, di dekat tempat Charlie Hebdo.

Dalam hal ini, ketika saya berbicara tentang semua itu, saya jelas tidak melupakan momen di mana saya berbicara.

Mengingat waktu persidangan untuk serangan Januari 2015 yang lalu, pikiran dan hati saya sepenuhnya bersimpati terhadap saudara yang ditinggalkan, dan luka keluarga korban, dan teman dekat yang hidup dalam horor di bulan Januari 2015.

Dan saya juga ingin, di sini, karena saya tidak melupakan tempatnya, untuk memberi penghormatan kepada semua korban terorisme dan terutama Komandan Polisi Jean-Baptiste Salvaing dan rekannya Jessica Schneider, yang kenangannya masih sangat hidup di Les Mureaux.

Halaman:

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: diplomatie.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x