Emmanuel Macron Tuding Propoganda Boikot Produk Prancis Permainan Swasta Didukung Pemimpin Politik

- 2 November 2020, 07:47 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram.com/@emmanuelmacron

LINGKAR MADIUN – Aksi boikot produk Prancis tidak terbendung  di negara-negara mayoritas Islam. Sejumlah supermarket mengosongkan rak yang berisi produk Prancis.

Tagar BoycottFrenchProducts tercatat dicuitkan ratusan kali. Aksi boikot produk Prancis itu dilatari pidato Presiden Prancis, Emmanuel Marcon saat memperingati serangan teror di kantor majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan karkatur Nabi Muhammad pada 2015 lalu.

Baca Juga: Presidium KAMI Din Syamsuddin Dilaporkan ke BKN, Alumnus ITB: Kaya Binaan Kooptasi Counter Intel Aja

Baca Juga: Gempa Bumi di Turki, Seorang Kakek 70 Tahun Selamat di Hari Ketiga Setelah Terjebak Puing-Puing

Dalam pidatonya, Emmanuel Marcon mengatakan bahwa agama Islam adalah agama krisis di dunia. Pernyataan tersebut sontak mendapat kecaman dan perlawanan dari negara Islam di Eropa bahkan dari seluruh dunia.

Salah satu negara yang paling keras menentang Prancis adalah Turki. Setelah pidato Macron itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung merespon untuk menyerukan boikot produk Perancis di negaranya.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron: Saya Menghormati Kemarahan Kalian, Tapi Saya Harus Melindungi Hak

Tak hanya itu, Erdogan juga menyerukan kepada negara-negara muslim untuk memboikot produk Prancis. “Jangan berikan keuntungan barang berlabel Prancis. Jangan membelinya,”seru Erdogan.

Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron tak tinggal diam. Macron mengecam keras aksi boikot produk Prancis itu itu.

Baca Juga: Mengejutkan, Rocky Gerung Sindir Megawati: Yang Manja Itu Milenial yang Ada di Istana!

Terutama aksi boikot yang diserukan oleh Erdogan dan oleh beberapa  negara-negara Muslim lainnya. “Sebagai hal yang tidak layak dan tidak dapat diterima," kata Macron dikutip dari The Guardian, Senin, 2 Oktober 2020.

Dia mengatakan kampanye itu dibuat oleh beberapa kelompok swasta yang mengandalkan kebohongan mengenai karikatur yang dihasut oleh prara pemimpin politik.

Baca Juga: Megawati Kritik Milenial, Rocky Gerung: Beri Satu 'Bintang Emon' akan Aku Guncang Seisi Kabinet!

Namun dalam upaya nyata untuk berdamai dengan Muslim, Macron berusaha untuk menunjukkan nada yang lebih lembut dalam wawancara panjang dengan Televisi yang berbasis di Qatar.

Dia mengecam kebingungan yang telah disulut oleh banyak media, dan kadang-kadang para pemimpin politik dan agama  yang mengatakan bahwa karikatur itu adalah proyek  pemerintah atau Presiden Prancis. Macron menegaskan karikatur itu bukan proyek pemerintah.

Baca Juga: Prancis Makin Mencekam, Seorang Pendeta jadi Sasaran Tembak di Gereja Kota Lyon

“Saya bisa mengerti bahwa masyarakat terkejut oleh karikatur itu, tapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan,” katanya.

“Saya memahami perasaan yang timbul, saya menghormati mereka. Tapi saya ingin Anda memahami peran yang saya miliki. Peran saya adalah untuk menenangkan keadaan, seperti yang saya lakukan di sini, tetapi pada saat yang sama adalah untuk melindungi hak-hak ini (kebebasan), " ucap Macron.***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x