Mengatur Keinginan dengan Tajrid, Asbab, Syahwat dan Himmah, Ketahui Maknanya

9 Agustus 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi problem laki-laki adalah syahwat. Manusia dalam mengelola keinginan pasti dipengaruhi oleh 4 istilah ini. /Pixabay.com / Fotorech/

LINGKAR MADIUN- Manusia dalam mengelola keinginan pasti dipengaruhi oleh 4 istilah pada judul tulisan di atas.

Untuk itu perlu diketahui bagimana maknanya, juga bagimana mengelola keinginan manusia.

Ibnu Athaillah menjelaskan dalam kitabnya Al-Hikmah :

"Keinginanmu untuk tajrid, sementara Allah masih menegakkan engkau di dalam asbab, merupakan syahwah yang tersamar (halus).k Dan keinginanmu kepada asbab, pada saat Allah sudah menegakkan engkau dalam tajrid, merupakan suatu kejatuhan dari himmah yang tinggi."

Ibnu Atha’illah menggunakan beberapa istilah baku dalam khazanah sufi, yang harus dipahami terlebih dahulu agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Istilah-istilah itu adalah: tajrid, asbab, syahwat dan himmah.

Baca Juga: Masyarakat Prancis Demonstrasi Lagi Menentang Aturan Penanganan Covid-19

Baca Juga: Kesalahpahaman Soal Makan Sebelum Tidur Bikin Gemuk, Begini Penjelasan Para Ahli

Tajrid secara bahasa memiliki arti: penanggalan, pelepasan, atau pemurnian. Secara maknawi adalah penanggalan aspek-aspek dunia dari jiwa (nafs), atau secara singkat bisa dikatakan sebagai pemurnian jiwa.

Asbab secara bahasa memiliki arti: sebab-sebab atau sebab-akibat. Secara maknawi adalah status jiwa (nafs) yang sedang Allah tempatkan dalam dunia sebab akibat.

Semisal Iskandar Zulkarnain yang Allah tempatkan sebagai raja di dunia, mengurusi dunia sebab-akibat.

Baca Juga: Bongkar Munculnya Pandemi Serius yang 10 Kali Lebih Ganas, Sosok Ini Sebut Dunia Tak Siap Hadapi Masa Depan

Baca Juga: Pelaku Korupsi PKH di Malang Terciduk, Mensos Risma: Jangan Main-Main!

Syahwah (atau syahwat) secara bahasa memiliki arti: tatapan yang kuat, atau keinginan. Secara maknawi merupakan keinginan kepada bentuk-bentuk material dan duniawi, seperti harta, makanan dan lawan jenis.

Berbeda dari syahwat, hawa-nafsu (disingkat “nafsu”) adalah keinginan kepada bentuk-bentuk non-material, seperti ego, kesombongan, dan harga diri.

Himmah merupakan lawan kata dari syahwat, yang juga memiliki arti keinginan. Namun bila syahwat merupakan keinginan yang rendah, maka himmah adalah keinginan yang tinggi, keinginan menuju Allah.

Baca Juga: Masyarakat Prancis Demonstrasi Lagi Menentang Aturan Penanganan Covid-19

Baca Juga: Kesalahpahaman Soal Makan Sebelum Tidur Bikin Gemuk, Begini Penjelasan Para Ahli

Adakalanya Allah menempatkan seseorang dalam dunia asbab dalam kurun tertentu misalnya, untuk mencari nafkah, mengurus keluarga, atau memimpin negara.

Bila seseorang sedang Allah tempatkan dalam kondisi asbab itu, namun dia berkeinginan untuk tajrid (misalkan dengan ber-uzlah), maka itu dikatakan sebagai syahwat yang samar.

Sebaliknya, saat Allah menempatkan seseorang dalam tajrid, namun dia justru menginginkan asbab, maka itu merupakan sebuah kejatuhan dari keinginan yang tinggi.

Baca Juga: Bongkar Munculnya Pandemi Serius yang 10 Kali Lebih Ganas, Sosok Ini Sebut Dunia Tak Siap Hadapi Masa Depan

Baca Juga: Pelaku Korupsi PKH di Malang Terciduk, Mensos Risma: Jangan Main-Main!

Inilah pentingnya untuk berserah diri dalam bersuluk, agar mengetahui kapan seseorang harus tajrid dan kapan seseorang harus terjun dalam dunia asbab.

Semua kehendak seorang salik haruslah bekesesuaian dengan Kehendak Allah.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Tags

Terkini

Terpopuler