Bahkan imam besar Aksum tidak bisa memasuki ruang peristirahatan Tabut Nabi Musa tersebut.
Penjaga satu-satunya adalah seorang biarawan perawan yang tidak bisa meninggalkan tanah suci sampai kematiannya.
Baca Juga: UEFA dan Klub Eropa Siap Menentang FIFA Usulan Piala Dunia Gelar Dua Tahunan
Pengaruh Tabut Nabi Musa, bagaimanapun itu dirasakan di seluruh dunia Ortodoks Ethiopia. Bahkan masing-masing gereja memiliki tabutnya sendiri, replika suci Tabut.
Tabut disimpan di Qeddest Qeddusan atau tempat Maha Suci, dan hanya dibawa selama festival dan saat dibutuhkan.
Memang, setiap tabut dihormati seolah-olah itu adalah Tabut Nabi Musa yang asli.
Baca Juga: Amerika Serikat Akan Mendanai Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan Tetapi Bukan Dari Pemerintahan
Meskipun Tabut Nabi Musa kini menjadi bagian integral dari Ortodoksi Ethiopia, sifat perwalian Tabut yang seharusnya di Aksum telah membuat klaim kepemilikan gereja tidak dapat diverifikasi.
Sebagian besar sejarawan berpikir bahwa jika itu ada, peninggalan berusia lebih dari 3.000 tahun itu akan hancur seiring waktu.
Tapi ini juga hanya spekulasi. Bagi banyak orang, nasib akhir Tabut tetap menjadi misteri yang menarik dan mungkin tak terpecahkan. ***