Kisah Misterius Tabut Nabi Musa yang Terus Saja Dicari, Bahkan Israel Menggalinya di Bawah Masjid Al-Aqsa

- 4 September 2021, 17:09 WIB
Ilustrasi tabut.
Ilustrasi tabut. /Unsplash/

LINGKAR MADIUN - Orang Yahudi dan Kristen menghadirkan Tabut Nabi Musa sebagai manifestasi fisik dari kehadiran dan kekuasaan Tuhan yang tertinggi.

Orang Yahudi kuno menggiring Tabut Nabi Musa ke medan perang dan membuat seluruh kota bertekuk lutut. Tabut itu begitu suci sehingga menyentuhnya akan mati seketika.

Dan setelah Tabut Nabi Musa dimakamkan di ruang paling suci Kuil Yerusalem, hanya imam besar yang diizinkan berada di sana dan hanya setahun sekali.

Baca Juga: Waspada! Tanggal Lahir Keramat Ini, Ucapannya Menjadi Kenyataan dan Yang Disentuhnya Bisa Terberkati?

Bangsa Babilonia menjajah Yerusalem pada abad ke-6 SM, dan sejak itu Tabut Nabi Musa menghilang. Dalam ribuan tahun sejak itu, nasibnya telah hilang ditelan sejarah.

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Britannica, dijelaskan bahwa Tabut Nabi Musa adalah tabut suci yang dihormati orang Yahudi dan Kristen.

Banyak sekali upaya pencarian, baik secara rahasia ataupun secara terang-terangan, namun tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan Tabut Nabi Musa tersebut sampai sekarang.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Kembali Raih Penghargaan, Kali Ini dari Guinness World Records

Penggalian di bawah tanah Masjid Al-Aqsa yang dilakukan oleh Israel sekarang ini, menurut banyak pihak dilakukan karena mereka sedang mencari Tabut Nabi Musa yang hilang.

Tapi nyatanya, sampai sekarang belum terdapat bukti nyata yang menunjukkan keberadaan Tabut Nabi Musa.

Mungkin bukti yang paling nampak dan terkenal adalah film blockbuster Steven Spielberg, Indiana Jones dan Raiders of the Lost Ark (1981).

Baca Juga: Kasus Data Bocor, Hanya Data Pribadi Presiden dan Sejumlah Pejabat yang Ditutup

Tapi teori yang umum adalah Tabut Nabi Musa tersebut dikuburkan di bawah Masjid Al-Aqsa, atau pada saat itu Temple Mount.

Oleh karenanya, sampai sekarang Israel mencari Tabut Nabi Musa di bawah sana, sesuai dengan catatan umum yang dipahami orang.

Meskipun begitu, cukup banyak juga teori lain yang mencoba menguak sebenarnya di mana tempat asli dari Tabut Nabi Musa ini.

Baca Juga: Selamatan dan Sedekah untuk Mayit Hukumnya Bid’ah Munkar, Jika Diselengarakan dengan Harta Tirkah

Salah satu teori paling terkenal tentang keberadaan Tabut Nabi Musa adalah kisah dari Ethiopia, Kebra Negast.

Menurut catatan tersebut, dulu Ratu Saba mengunjungi Nabi Sulaiman di Yerusalem selama abad ke-10 SM dan memiliki seorang putra darinya dalam perjalanan pulang.

Putra mereka bernama Menelik, memutuskan kembali ke Yerusalem setelah dia dewasa untuk mengunjungi ayahnya.

Baca Juga: Peneliti Peringatkan Jika Anda Tidur Seperti Ini Akan Meningkatkan Risiko Stroke Anda 85 Persen Lebih Tinggi

Meskipun Menelik akhirnya memilih untuk kembali ke ibunya, Nabi Sulaiman mengirim bersamanya segerombolan keturunan Yahudi yang akan pergi ke Saba.

Tetapi tanpa sepengetahuan Nabi Sulaiman atau Menelik, segerombolan keturunan Yahudi ini mereka mencuri Tabut Nabi Musa.

Menelik yang tahu bahwa Tabut Nabi Musa dicuri, kemudian mengambilnya kembali dari pencuri tersebut dan pergi ke Kota Aksum, Ethiopia.

Baca Juga: Mahfudz MD Tegaskan Kodisi Keamanan Bumi Cendrawasih Aman

Meskipun banyak ilmuwan sekarang percaya bahwa teks tersebut apokrif (tidak berwujud nyata), raja-raja abad pertengahan Ethiopia mengklaim keturunan langsung dari Menelik dan Salomo.

Dinasti ini memerintah hingga tahun 1974, dan hubungan alkitabiah mereka dikodifikasikan dalam konstitusi Kaisar Haile Selassie I tahun 1931 dan 1955.

Terlepas dari pemerintah Ethiopia, Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia memahami Kebra Negast sebagai sejarah Kristen yang sah.

Baca Juga: Jika Anda Ingin Menolong Korban Kekerasan Seksual, Berikut Caranya dan Pastikan Anda Bisa Menjangkau Korban

Menurut para pemimpin gereja, Tabut Perjanjian selama berabad-abad dijaga ketat di Aksum di Gereja St. Mary of Zion.

Bahkan imam besar Aksum tidak bisa memasuki ruang peristirahatan Tabut Nabi Musa tersebut.

Penjaga satu-satunya adalah seorang biarawan perawan yang tidak bisa meninggalkan tanah suci sampai kematiannya.

Baca Juga: UEFA dan Klub Eropa Siap Menentang FIFA Usulan Piala Dunia Gelar Dua Tahunan

Pengaruh Tabut Nabi Musa, bagaimanapun itu dirasakan di seluruh dunia Ortodoks Ethiopia. Bahkan masing-masing gereja memiliki tabutnya sendiri, replika suci Tabut.

Tabut disimpan di Qeddest Qeddusan atau tempat Maha Suci, dan hanya dibawa selama festival dan saat dibutuhkan.

Memang, setiap tabut dihormati seolah-olah itu adalah Tabut Nabi Musa yang asli.

Baca Juga: Amerika Serikat Akan Mendanai Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan Tetapi Bukan Dari Pemerintahan

Meskipun Tabut Nabi Musa kini menjadi bagian integral dari Ortodoksi Ethiopia, sifat perwalian Tabut yang seharusnya di Aksum telah membuat klaim kepemilikan gereja tidak dapat diverifikasi.

Sebagian besar sejarawan berpikir bahwa jika itu ada, peninggalan berusia lebih dari 3.000 tahun itu akan hancur seiring waktu.

Tapi ini juga hanya spekulasi. Bagi banyak orang, nasib akhir Tabut tetap menjadi misteri yang menarik dan mungkin tak terpecahkan. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah