LINGKAR MADIUN - Stroke termasuk kategori penyakit penyebab kematian paling umum kedua secara global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan 11 persen dari total kematian di seluruh dunia disebabkan penyakit ini.
Sedangkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan satu dari tiga orang dewasa AS memiliki risiko tinggi terkena stroke.
Pemicu stroke biasanya adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, dan diabetes.
Namun sebuah studi baru yang diterbitkan pada jurnal Stroke oleh American Stroke Association, menganalisis risiko stroke bagi mereka yang memiliki gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Baca Juga: Percepat Transformasi Digital, 5G Menambahkan Jangkauan dan Lebarkan Sayap di Tiga Kota
Penelitian ini berlangsung sejak tahun 2010 yang membandingkan antara 28.000 orang dewasa dengan OCD dan 28.000 orang dewasa tanpa menggunakan catatan kesehatan.
Mereka kemudian melihat pasien mana yang mengalami stroke iskemik atau hemoragik selama bertahun-tahun penelitian.
Hasilnya, para peneliti menemukan orang dewasa dengan OCD ,3 kali lebih mungkin untuk terserang stroke iskemik dibandingkan dengan orang dewasa tanpa OCD.
Hal ini dikarenakan OCD mampu menyebabkan jenis stroke yang paling umum , yang terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah ke otak,
Risikonya bahkan lebih signifikan untuk orang dewasa yang lebih tua.
Menurut penelitian, orang dewasa paruh baya dan lanjut usia dengan OCD memiliki peningkatan risiko tertinggi terkena stroke iskemik
Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo 6 Juni 2021: Sifat Humble Anda Berdampak Positif dan Negatif
Untuk pasien OCD berusia 40 hingga 59 tahun, risiko stroke iskemik hampir 2,7 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak OCD.
Lalu untuk mereka yang berusia 60 tahun atau lebih, risiko ini melonjak hingga hampir 3,5 kali lebih tinggi.
Oleh karena itu, peneliti memperingatkan orang dengan OCD harus lebih berhati-hati dengan faktor risiko stroke.