LINGKAR MADIUN - Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa rumor yang menyatakan bahwa gula stevia ternyata tidak berpengaruh signifikan pada pasien diabetes.
Hal tersebut berdasarkan sebuah studi yang menyatakan bahwa nilai gula darah para pasien yang menggunakan stevia masih berkisar di angka yang tinggi.
Stevia dianggap sebagai bahan yang aman (GRAS) oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.
Baca Juga: Selain Iron Dome, Israel Juga Miliki Teknologi Ini untuk Antisipasi Serangan Roket Palestina
Dilansir dari The Healthy, ini tidak berlaku untuk daun stevia dan ekstrak stevia mentah yang tidak memiliki persetujuan FDA untuk digunakan dalam makanan.
Ada beberapa kekhawatiran awal bahwa stevia dapat meningkatkan risiko kanker atau masalah reproduksi berdasarkan penelitian pada hewan.
Kelompok pengawas Center for Science in the Public Interest (CSPI) memimpin tuntutan yang menyerukan FDA untuk menahan status GRAS.
Namun setelah 10 tahun lebih beredar di pasaran, stevia tetap saja aman, meskipun ada banyak keinginan untuk melakukan pengujian demi memastikan keamanannya.
Menurut Leah Kaufman selaku ahli gizi terdaftar dan pendidik diabetes bersertifikat dalam program manajemen berat badan di NYU Langone di New York City, stevia tidak menaikkan gula darah
"Stevia akan menjadi alternatif gula yang baik dan aman bagi pasien diabetes," ungkap Leah.
Dalam sebuah studi tahun 2017 di Nature Communications, para peneliti di University of Leuven di Belgia menunjukkan bahwa stevia merangsang protein yang penting untuk persepsi rasa dan terlibat dalam pelepasan insulin setelah makan.
Stevia adalah pengganti yang baik untuk sukrosa kalori biasa karena memiliki nol kalori.
Faktanya, studi kecil yang dilakukan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa ketika seseorang meminum minuman yang dimaniskan dengan stevia sebagai pengganti gula di pagi hari, mereka mengimbanginya dengan makan lebih banyak saat makan siang.
Berdasarkan fakta tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa bukan stevianya yang tidak berefek pada para penderita, tetapi gaya hidup yang membuat diabetes tetap tidak beranjak dari tubuh sang penderita. ***