LingkarMadiun.com – Perundungan atau bullying saat ini menjadi popular dikalangan sekolah. Akibatnya tentu sangat negative terhadap pola pertumbuhan anak itu sendiri.
Sehingga nantinya korban akan mengalami trauma yang mendalam dan secara perlahan akan sembuh. Bisa dikatakan sembuhnya hanya waktu dan keinginan oleh korban itu sendiri.
Sebagai seorang guru maupun orang tua, saat ini harus lebih peka dan mengajarkan yang baik mengenai perbedaan dan kerjasama.
Hal ini demi membentuk pola pikir anak untuk condong maju kedepan daripada bersaing untuk menjadi yang terpintar maupun paling menang.
Dilansir LingkarMadiun.com dari Instagram @kemensosri, faktor penyebab anak menjadi pelaku perundungan terbagi menjadi 3 yakni.
1. Peduli dengan popularitas
Memiliki banyak teman dan senang terlihat menonjol diantara teman-temannya.
2. Pernah menjadi korban perundungan
Mereka mengalami kesulitan diterima dalam pergaulan.
3. Memiliki rasa percaya diri rendah atau mudah terpengaruhi
Teman-temannya melakukan perundungan secara sadar maupun tidak sadar.
Faktor tersebutlah yang membuat pelaku perundung muncul. Pada tahap tersebut bagi seorang guru dan orang tua harus segera tahu.
Sehingga nantinya akan meredam anak tersebut menjadi pelaku perundungan.
Baca Juga: Kasus Subang, 11 Bulan Penyidikan Saksi Ini Tak Terima Dinyatakan dan Dituduh Sebagai Tersangka
Dampak korban juga tidak main-main dan dibagi menjadi 8 bagian yakni sebagai berikut.
1. Merasa cemas dan ketakutan
2. Memengaruhi kosentrasi belajar di sekolah
3. Menuntun siswa untuk menghindari sekolah
4. Mempengaruhi harga diri siswa
5. Meningkatkan isolasi sosial
6. Memunculkan perilaku menarik diri dan rasa tidak aman
7. Menjadikan siswa rentan stress dan despresi
8. Mengakibatkan siswa melakukan bunuh diri
Dampaknya banyak yang negatif dan harus memang dicegah untuk tidak menganggu pertumbuhan mereka. Jika perundungan ini dibiarkan tanpa tindak lanjut, siswa lain dapat berasumsi bahwa perundungan bisa diterima secara sosial.***