Cobalah melampiaskan atau berkonsultasi dengan rekan terpercaya dan lakukan advokasi yang tepat untuk diri kamu sendiri jika kamu merasa terpinggirkan, dieksploitasi, atau tidak berdaya.
5. Menetapkan batasan waktu
Menetapkan batasan waktu secara proaktif adalah cara yang bagus untuk mengingatkan diri kamu sendiri. Menetapkan batasan yang jelas untuk diri kamu sendiri dapat membantu kamu dan orang lain mengantisipasi situasi di mana salah satu atau kamu berdua mungkin terpicu
6. Mengadvokasi diri
Jika kamu melakukannya dengan serius, kamu dapat mengembangkan keterampilan observasi, yang berkaitan dengan pengalaman emosional kamu, dan mengatasi peningkatan emosimu. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika kamu belajar yaitu bagaimana mengarahkan amarah secara efektif.
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Guru Honorer, Kemenag: Usulan Kita Lebih dari Rp1,152 Triliun
Baca Juga: Resep Cara Membuat Bolu Kukus Coklat dan Bolu Susu Lapis Talas Kukus Anti Gagal
7. Memahami respon kemarahan
Memahami respon kemarahan adalah langkah utama dalam mengendalikan emosi. Mengetahui karakter emosimu untuk meningkatkan respon melawan atau lari. Cobalah untuk memahami hubungan kamu dengan amarahmu hal tersebut dapat menjadi kesempatan mempelajari sesuatu yang baru tentang kehidupanmu. Meskipun kemarahan tidak dapat dihindari, itu adalah bagian dari pengalaman manusia. Biarlah ia menjadi seorang guru, berterima kasihlah atas pelajarannya.***