Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Jawa, Begini Cara Menyelamatkan Diri

3 Oktober 2020, 11:02 WIB
Ilustrasi. Beberaoa daerah di Indonesia berpotensi tsunami besar. /GEORGE DESIPRIS

LINGKAR MADIUN – Hasil penelitian dari sejumlah lembaga seperti ITB dan BMKG menunjukkan sepanjang pantai selatan Jawa memang berpotensi tsunami.

Tetapi kapan tsunami itu bakal terjadi belum bisa dipastikan. Penelitian itu hanya menunjukkan potensi tsunami pantai selatan Jawa termasuk tsumani yang dahsyat.

Betapa tidak, gelombang tsunami diperkirakan bakal setinggi 20 meter. Gelombang itu bakal tiba di pantai, 20 menit setelah terjadi gemba.

Baca Juga: Link Live Streaming Susi Pudjiastuti Vs Mike Tyson di Mola TV

Baca Juga: Tujuh Bulan Covid-19 Melanda Indonesia, SBY: Bekerjalah Lebih Keras Dari Sekadar Menunggu Vaksin

“Metode, pendekatan, dan asumsi yang dilakukan dalam tiap penelitian tersebut berbeda, namun hasilnya kurang lebih sama, yaitu potensi terjadinya tsunami dengan ketinggian sekitar 20 meter, dalam waktu 20 menit gelombang tiba di pantai sejak terjadinya gempa,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis dilansir dari laman resmi BMKG, Sabtu 3 Oktober 2020.

Sebetulnya penelitian itu juga sudah dilakukan sejak tahun 2018. Sementara yang terlibat antara lain Widjo Kongko pada 2018, Ron Harris pada 2017 hingga 2019.

Serta terakhir oleh tim lintas lembaga yang dimpimpin ITB dan didukung BMKG.

Penelitian terakhir oleh ITB dan BMKG itu, berdasarkan analisis data-data kegempaan BMKG. Dan pemodelan tsunami dengan beberapa skenario.

Skenario terburuk mengasumsikan jika terjadi gempa bumi secara bersamaan di dua segmen megathrust. Yang berada di selatan Jawa bagian Barat dan Selatan Jawa bagian Timur akan mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang maksimum 20 meter di salah satu area di selatan Banten, dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.

Mekanisme kejadian tsunami yang dimodelkan ini serupa dengan kejadian tsunami Banda Aceh tahun 2004, yang juga diakibatkan oleh gempabumi dengan Mw 9.1 dan tsunami mencapai pantai dalam waktu kurang lebih 20 menit.

Pemodelan semacam itu juga dapat dijadikan acuan penyelamatan. Misalnya, daratan di pantai yang berada pada ketinggian lebih dari 20 meter, relatif lebih aman terhadap ancaman bahaya tsunami.

Hasil pemodelan tersebut juga penting untuk penyiapan jalur dan tempat evakuasi, ataupun untuk penataan lahan di daerah rawan tsunami.

Menurut Dwikora, hasil penelitian tersebut diperlukan untuk menguatkan sistem mitigasi gempabumi dan peringatan dini tsunami. “Mengingat potensi kejadian gempabumi dan tsunami di Indonesia tidak hanya berada di pantai selatan Jawa saja,” terang Dwikorita.

Potensi tsunami itu juga bisa terjadi di sepanjang pantai yang menghadap Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Atau pantai yang berdekatan dengan patahan aktif yang berada di laut busur belakang atau back arc thrusting ataupun membentang sampai ke laut, dengan berbagai potensi ketinggian gelombang tsunami.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler