Di sisi lain, Soekarno tetap ingin mempertahankan Pranoto sebagai Panglima Angkatan Darat, dan mengangkat Soeharto sebagai Panglima Kopkamtib.
Tetapi dengan lobi terus-menerus oleh Nasution, Soekarno akhirnya mengangkat Soeharto sebagai panglima tentara pada 14 Oktober 1965.
Baca Juga: MasyaAllah, Orang Tua yang Memiliki Anak Perempuan Akan Diberikan Ganjaran Besar Ini
Dilansir dari John Hughes dalam buku The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild (3rd ed.), Nasution juga melepaskan kesempatan emas pada Desember 1965.
Kesempatan emas tersebut adalah ia tidak berbuat apa-apa ketika muncul pembicaraan tentang pengangkatannya sebagai wakil presiden untuk membantu Soekarno di masa-masa yang tidak pasti.
Sebaliknya, Soeharto yang momentum politiknya sedang tumbuh melakukan sebuah inisiatif di tahun 1966.
Baca Juga: Spoiler dan Link Baca Tokyo Revengers Chapter 227: Masa Lalu Terano South Terungkap
Inisiatif tersebut adalah Soeharto mengeluarkan pernyataan bahwa tidak perlu mengisi jabatan wakil presiden yang kosong.
Pada 24 Februari 1966, Nasution dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam perombakan kabinet, dan jabatan Kepala Staf ABRI juga ditiadakan.
Pada tahap ini, harapan Nasution akan melakukan sesuatu telah sirna ketika para perwira militer dan gerakan mahasiswa bersatu di belakang Soeharto.