Banyak yang Salah, Ternyata Matahari Bukan Berwarna Kuning Seperti yang Kita Lihat, Ini Penjelasannya

23 September 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi. Peneliti Lapan sebut Hari Tanpa Bayangan, fenomena matahari di posisi paling tinggi dilangit berlangsung mulai 6 September -21 Oktober 2021. /Pexels

LINGKAR MADIUN – Matahari yang pusat dari tata surya kita yang menyinari bumi selama ini.

Para ahli mengkategorikan matahari adalah sebuah bintang yang selama ini kita kenal memiliki warna kuning cerah di menerangi bumi sepanjang pagi hingga sore hari

Baca Juga: Menyeramkan, Teleskop Luar Angkasa Jepret Penampakan ‘Mata‘ Raksasa di Luar Angkasa, Apa Itu?

Para ahli setuju bahwa warna bintang tergantung pada suhu permukaannya serta panjang gelombang yang dapat dilihat mata manusia.

Hal ini berarti bahwa manusia banyak yang salah kita, bahwa warna matahari bukannya bewarna kuning yang seperi di buku teks sekolah yang kita baca.

Baca Juga: Menurut Penelitian Mengonsumsi Buah Ini Mampu Melindungi Kulit dari Paparan Sinar Matahari, Simak Ulasannya

Matahari memancarkan cahaya pada seluruh rentang panjang gelombang (atau warna).

Faktanya, matahari memiliki gelombang cahaya di semua bagian spektrum elektromagnetik, selain sinar gamma.

mataBaca Juga: Manfaat Berjemur untuk Tubuh di Pagi Hari Selama 15 Menit, dr Tirta: Sinar Matahari Itu Penting

Dirangkum LINGKAR MADIUN dari Science Focus, puncak spektrum Matahari dapat digunakan untuk mengukur suhu permukaannya, yang bersuhu kira-kira 5.500 derajat Celcius.

Panjang gelombang puncak dalam suatu spektrum juga umumnya menentukan warna semu objek.

Jadi, misalnya, bintang yang lebih dingin tampak merah dan bintang yang lebih panas tampak biru, dengan bintang oranye, kuning, dan putih di antaranya.

Baca Juga: Bintang Baru Diramalkan Terangi Langit Tahun 2022, Pertanda Munculnya Pemimpin Yahudi yang Akan Dominasi Dunia

Untuk Matahari, spektrum cahaya puncaknya dalam satuan panjang gelombang adalah cahaya hijau.

Namun, pada rentang sempit spektrum cahaya tampak, jumlah cahaya yang dipancarkan pada setiap panjang gelombang hampir sama persis.

Baca Juga: Astronom Ungkap Ledakan Bintang 'Hypernova' Yang Sangat Langka Terdeteksi Di Bima Sakti Untuk Pertama Kalinya

Tetapi yang lebih penting, mata manusia tidak melihat cahaya dengan merata-ratakan berbagai warna spektrum secara bersamaan.

Jadi, cahaya hijau matahari tidak terlihat hijau di mata manusia, melainkan terlihat putih.

Matahari harus memancarkan hanya cahaya hijau agar mata kita dapat melihatnya sebagai hijau.

Baca Juga: 8 Tips Bangun Tidur Sendiri Tepat Waktu dan Alami di Pagi Hari, Salah Satunya Terkena Sinar Matahari

Ini berarti warna Matahari yang sebenarnya adalah putih. Jadi, mengapa umumnya terlihat kuning?

Ini karena atmosfer bumi menyebarkan cahaya biru lebih efisien daripada cahaya merah.

Sedikit defisit dalam cahaya biru ini berarti mata merasakan warna Matahari sebagai kuning.

Baca Juga: Cahaya Matahari Mampu Melemahkan Virus Covid 8 Kali Lebih Cepat? Begini Fakta yang Ada

Semakin banyak atmosfer yang dilalui cahaya Matahari, semakin banyak cahaya biru yang tersebar.

Oleh karena itu, selama matahari terbit dan terbenam, ada persentase cahaya merah yang jauh lebih besar dalam spektrum Matahari, itulah mengapa saat matahari terbit dan terbenam, ada semburat warna jingga kemerahan yang cantik.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Science Focus

Tags

Terkini

Terpopuler