LINGKAR MADIUN - Setelah beredar kabar terjadinya kudeta di Guinea, dunia internasional langsung merespons dengan cepat, termasuk China.
Melihat kondisi di Guinea yang semakin mencekam, China segera meminta dunia internasional untuk bereaksi terhadap apa yang terjadi di Guinea.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Xinhua News Agency, China menyatakan bahwa kudeta yang terjadi di Guinea adalah hal yang menyalahi aturan.
Baca Juga: Ibu Pedagang Sayur di Keroyok Preman di Pasar Gambir Deliserdang, Medan! Ternyata Begini Penyebabnya
China menentang upaya kudeta untuk merebut kekuasaan di Guinea dan menyerukan pembebasan segera pemimpin negara Guinea, Presiden Alpha Conde.
Wang Wenbin selaku juru bicara otoritas luar negeri China menjelaskan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan cara-cara politik yang beretika dan sesuai dengan sistem yang berlaku di Guinea.
Sampai saat ini, China memilih untuk melakukan pemantuan cukup cermat terhadap Guinea dan tidak ingin gegabah dengan apa yang terjadi di sana.
Baca Juga: Ramalan Indigo Sangat Akurat! Sesuai Prediksi Dua Bencana Ini Melanda Dini Hari di Akhir Tahun 2021
"Kami memantau dengan cermat situasi di Guinea. Kami mencatat pernyataan yang relevan oleh Uni Afrika (AU) dan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS)," ucap Wang Wenbin.
Perlu diketahui, Guinea sekarang sedang dalam masa darurat militer setelah terjadi kudeta pemerintahan Presiden Alpha Conde.
Belum dijelaskan bagaimana respon internasional terkait hal tersebut, namun China menyatakan bahwa hal tersebut tidak seharusnya terjadi.
Baca Juga: DJP Menunjuk Perusahaan WeTransfer B.V dan OffGamers Atas Produk Digital
"Kami berharap pihak-pihak terkait dapat bersikap tenang dan menahan diri mengingat kepentingan mendasar bangsa dan rakyat, menyelesaikan masalah yang relevan melalui dialog dan konsultasi serta menjaga perdamaian dan stabilitas di Guinea," kata Wang.
Sampai sekarang, negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia juga masih belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian di Guinea. ***