“Analisis utama ini menegaskan kembali bahwa vaksin kami mencegah terkena penyakit parah dan membuat orang tidak perlu dirawat di rumah sakit,” kata Sir Mene Pangalos, Wakil Presiden Eksekutif Riset & Pengembangan BioPharmasi di AstraZeneca.
Baca Juga: AstraZeneca Menyangkal Tingkat Keefektifan Vaksinnya Rendah pada Lansia
Baca Juga: Menkes: Pemerintah Siap Datangkan 100 Juta Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
“Selain itu, memperpanjang interval pemberian dosis tidak hanya meningkatkan kemanjuran vaksin, tetapi juga memungkinkan lebih banyak orang untuk divaksinasi di awal. Bersamaan dengan temuan baru tentang penurunan tingkat penularan, kami yakin vaksin ini akan berdampak nyata dalam mengatasi pandemi,” tutur Pangalos.
Baca Juga: MUI: Vaksin Sinovac Terbuat dari Materi Halal dan Suci
Baca Juga: AstraZeneca Menyangkal Tingkat Keefektifan Vaksinnya Rendah pada Lansia
Baca Juga: Menkes: Pemerintah Siap Datangkan 100 Juta Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Dari penelitian itu, dosis tunggal tampaknya efektif untuk mencegah infeksi COVID-19 yang bergejala dalam 90 hari pertama inokulasi, tetapi bukan kasus asimtomatik dalam jangka waktu yang sama.
Mengamati jumlah tes PCR dengan hasil positif adalah strategi mengatasi pandemi yang efektif untuk mengetahui tingkat penularan virus dalam suatu populasi. Hasil positif yang lebih sedikit menyiratkan penurunan angka penyebaran virus.
Baca Juga: AstraZeneca Menyangkal Tingkat Keefektifan Vaksinnya Rendah pada Lansia