Akibat Dijatuhi Sanksi Amerika Serikat, Pemimpin Junta Myanmar Mendesak Protes Kudeta Myanmar Diakhiri

- 12 Februari 2021, 09:45 WIB
Pemimpin junta baru Myanmar pada Kamis meminta pegawai negeri untuk kembali bekerja dan mendesak orang-orang
Pemimpin junta baru Myanmar pada Kamis meminta pegawai negeri untuk kembali bekerja dan mendesak orang-orang /Foto: Screnshoot laman The Guardian./

Baca Juga: Fakta Menarik Istilah Khusus untuk Angpao Imlek, Berikut Ulasannya

Sanksi tersebut mencegah individu tersebut untuk melakukan bisnis di Amerika Serikat, meskipun kepemimpinan militer tidak diketahui memiliki kepentingan utama AS.

Washington juga mengambil langkah-langkah untuk mencegah para jenderal memiliki akses ke $ 1 miliar dana pemerintah Myanmar yang disimpan di Amerika Serikat.

Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan Amerika Serikat "siap untuk mengambil tindakan tambahan jika militer Burma tidak mengubah arah".

Min Aung Hlaing dan jenderal top lainnya sudah berada di bawah sanksi AS atas pelanggaran terhadap Muslim Rohingya dan minoritas lainnya.

Baca Juga: BMKG Prakiraan Tinggi Gelombang pada 12 sampai 13 Februari 2021, Gelombang Laut Natuna Mencapai 4 Meter

Baca Juga: Resep Puding Karamel Super Lembut dan Lezat, Simak Cara Membuatnya Gampang

Anggota parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang mendesak pemulihan pemerintahan sipil.

Inggris juga melihat langkah-langkah lebih lanjut yang dapat diterapkan, kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab. Myanmar adalah bekas jajahan Inggris.

“Komunitas internasional tidak akan menerima kudeta di Myanmar dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka,” katanya.

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah