Hasil Pantauan NASA dari Peta Luar Angkasa , Polusi di Cina Berhasil Menyusut Setelah Lockdown

- 25 Juni 2021, 07:00 WIB
Hasil pantauan peta ruang angkasa NASA terkait penurunan kadar polusi PM2.5 yang terjadi China Utara setelah kebijakan lockdown (gambar kanan) dan perbandingan sebelumnya di tahun 2019 sebelum lockdown (gambar kiri)
Hasil pantauan peta ruang angkasa NASA terkait penurunan kadar polusi PM2.5 yang terjadi China Utara setelah kebijakan lockdown (gambar kanan) dan perbandingan sebelumnya di tahun 2019 sebelum lockdown (gambar kiri) /NASA

Baca Juga: Kunyah 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari, Berikut Efeknya dalam 24 Jam

Lebih lanjut dari hasil perbandingan selama tiga tahun tersebut, peneliti menemukan perubahan kadar polusi PM 2,5 terjadi secara signifikan hanya di wilayah China, namun tidak terjadi di Amerika Utara ataupun Eropa. 

“Kami menemukan sinyal yang paling jelas terdeteksi adalah pengurangan signifikan di Dataran China Utara, di mana penguncian paling ketat terkonsentrasi,” kata Hammer. 

Disebutkan penurunan PM 2,5 di Cina tersebut karena terjadi pengurangan emisi sekitar 50 persen. 

Data ini didapatkan setelah mereka mensimulasikan skenario antara emisi antropogenik nitrogen dioksida yang dipertahankan konstan dengan variabilitas meteorologi yang bertanggung jawab atas perbedaan PM 2.5  selama bulan-bulan lockdown.

Baca Juga: Menag Terbitkan SE Nomor 15 Tahun 2021, Sholat Idul Adha Berjamaah di Zona Merah- Oranye Ditiadakan

 

Hammer menduga perubahan tingkat PM 2.5 di Dataran Cina Utara lebih jelas terlihat, karena tingkat polusi di kawasan itu jauh lebih tinggi selama waktu "normal". 
 
"Ini dapat kita lihat perbandingannya pada peta dimana sejumlah China mulai terlihat membiru hampir secara merata setelah dilakukan lockdown pada 2020," tuturnya. 
 
Sementara di Amerika dan Eropa konsentrasi polusinya sudah lebih dulu berangsur turun sehingga tidak terjadi perubahan yang nyata.
 
Atas hasil tersebut, Hammer mengingatkan bahwa mengatasi polusi PM 2.5 adalah masalah yang sangat kompleks yang tidak akan selesai  hanya dengan mengurangi emisi transportasi melainkan juga harus melihat berbagai faktor penyebab lainnya. ***
 
 

 

 

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah