Dunia khawatir akan kembalinya pemerintahan brutal yang menjadi ciri rezim Taliban pertama dari tahun 1996 hingga 2001.
"Tidak mungkin memberikan bantuan kemanusiaan di Afghanistan tanpa melibatkan otoritas de facto," kata Sekjen PBB kepada para menteri yang menghadiri pembicaraan Jenewa.
Baca Juga: PBB Ungkap Masalah Global Selain Pandemi, Bisa Sebabkan Manusia Punah?
"Sangat penting untuk terlibat dengan Taliban pada saat ini," ujar Sekjen PBB tersebut.
Taliban telah berjanji untuk menjadi pemerintah melunak kali ini, tapi tetap saja rakyat Afghanistan masih trauma dengan kepemimpinannya di masa lalu.
Taliban terbukti melakukan kekerasan dalam mempertahankan pendapat, termasuk menembak ke udara untuk membubarkan demo protes oleh para wanita yang menyerukan hak atas pendidikan dan pekerjaan.
Baca Juga: Kebohongan Besar Dibalik Perang Kosong Tanpa Makna Amerika Serikat Saat Melawan Afghanistan dan Irak
Warga Afghanistan terpaksa menjual barang-barang rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Hal ini menjadikan pasar barang bekas menjamur di sebagian besar pusat kota.
Pada hari Selasa, 14 Saptember 2021, ratusan pengunjuk rasa di selatan kota Kandahar, tempat kelahiran spiritual Taliban, memprotes rencana penguasa baru.