Baca Juga: Simpati dengan ISIS K, Pria di Selandia Baru Ini Serang Warga dengan Pisau
Serangkaian pengeboman di bandara Kabul pada 26 Agustus yang diklaim oleh ISIS menelan lebih dari 180 korban jiwa.
Serangkaian itu termasuk yang paling mematikan selama dua dekade pendudukan Amerika Serikat di Afghanistan.
Sementara itu, kemarin Amerika Serikat mengaku bahwa mereka melakukan kesalahan operasi militer yang menyebabkan warga sipil Afghanistan tewas.
Baca Juga: Tak Mau Urusi Nuklir Amerika Serikat, China Pilih Urusi Perdamaian di Afghanistan
Kesalahan itu merupakan pengadaan pesawat pengebom tanpa awak yang sebenarnya disasarkan pada ISIS-K yang menganggu jalannya evakuasi dan mengancam warga Afghanistan.
Ternyata, pesawat tanpa awak AS itu justru menyerang warga sipil Afghanistan dan menewaskan 10 orang yang banyak di antaranya adalah anak-anak pada akhir Agustus lalu.
Baca Juga: Amerika Serikat Tidak Tahu Jika Serangan Terakhirnya di Afghanistan Menewaskan Tenaga Kemanusiaan
Jenderal pangkalan militer Amerika Serikat telah mengakui kesalahan mereka dan menyampaikan permintaan maaf sedalam-dalamnya atas kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan operasi militer.
Sementara itu, Amerika Serikat yang menjadi tujuan banyak pengungsi dari Afghanistan telah menyiapkan banyak bantuan pada pengungsi berupa pelayanan legalisasi, kemudahan birokrasi, dan tempat tinggal.***