Brandon Bryant, mantan operator pesawat tak berawak AS, juga telah mengungkapkan fakta yang mengejutkan kepada media.
Bryant mengatakan kepada media bahwa ia pernah secara tidak sengaja membunuh seorang anak di Afghanistan, dan atasannya mengatakan kepadanya "itu hanya seekor anjing."
Pembunuhan berdarah dingin terhadap orang-orang yang tidak bersalah dapat dilihat di mana-mana dan setiap saat dalam seluruh proses "perang kontra terorisme" AS di Afghanistan.
Baca Juga: Cara Jitu Atasi Ketegangan Menjelang Tes Wawancara Kerja, Hindari Minum Kopi dan Lakukan Hal ini!
Perang selama dua dekade di Afghanistan telah menghadirkan pertumpahan darah dan korban sipil yang mengerikan.
Statistik yang tidak lengkap menunjukkan bahwa sejak memasuki medan perang pada Oktober 2001, pasukan AS telah menyebabkan lebih dari 30.000 kematian warga sipil.
Yang lebih berduka adalah kematian anak-anak. Antara 2016 dan 2020, sekitar 1.600 anak tewas dalam serangan udara pimpinan AS di Afghanistan.
Perang yang dilancarkan atas nama memerangi terorisme di Afghanistan hanya membuat negara itu semakin miskin, lemah, dan kacau.
Pada tahun 2020, 47,3 persen penduduk Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut data dari Asian Development Bank.