Tokyo Diguncang Gempa 5,9 SR, Warga Banjiri Stasiun dan Sibuk Hibur Diri saat Kembali Bekerja

- 8 Oktober 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi Kesibukan Stasiun di Jepang.
Ilustrasi Kesibukan Stasiun di Jepang. /Dok. pribadi (Muhamad Fahmi)

LINGKAR MADIUN – Stasiun daerah Tokyo menghadapi kesesakan penumpang dan calon penumpang pada hari Jumat, 8 Oktober 2021 di beberapa jalur karena adanya penundaan jalur.

Penundaan itu diketahui karena ada dampak setelah gempa kuat yang mengguncang ibu kota Jepang itu pada larut malam sebelumnya (Kamis malam).

Baca Juga: Korea Selatan Ikuti Jejak Jepang dan China, Luncurkan Roket Luar Angkasa Asli Buatan dalam Negeri

Pihak berwenang persiapan bencana pada memperingatkan gempa susulan di daerah Tokyo hingga seminggu kemudian.

Dilansir LINGKAR MADIUN dari Reuters, diketahui bahwa gempa terjadi pada pukul 22.41 waktu setempat (20.41 WIB), yang berpusat di timur Tokyo dan terekam sebagai gempa ‘Kuat Ke-5‘ pada skala intensitas Jepang, yang dapat menyebabkan pemadaman listrik dan kerusakan pada bangunan.

Baca Juga: Ada Indikasi Pencurian Teknologi, Universitas di Jepang Perketat Masuknya Mahasiswa Asing

Badan Meteorologi Jepang merevisi skala kekuatan gempa menjadi 5,9 Skala Richter dari awal 6,1 SR.

Ada laporan tentang pemutusan aliran air dan listrik, sehingga sekitar 250 bangunan di pusat kota Tokyo padam untuk sementara.

Baca Juga: Ingin Panjang Umur Seperti Orang Jepang? Lakukan Kebiasaan Ini Agar Selalu Sehat Sepanjang Hidup Anda

Salah satu stasiun kereta komuter terbesar, Shinagawa, juga mengalami pemadaman listrik, sehingga penduduk terpaksa mengantre panjang untuk mendapatkan taksi saat mereka mencoba pulang pada Kamis malam.

Dilaporkan banyak orang terluka, terutama karena jatuh atau tertimpa benda jatuh. Sebagian besar laporan menyatakan luka ringan.

Baca Juga: Meski Ada Ancaman Radiasi Nuklir, Amerika Serikat Tetap Buka Jalan Impor Makanan dari Jepang

Hingga Jumat pagi semuanya kembali normal kecuali beberapa jalur kereta api yang terlambat atau dengan kapasitas terbatas.

Penumpang yang menunggu membanjiri jalan-jalan di luar karena berdesakan.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan adanya kemungkinan gempa susulan, mungkin dengan kekuatan yang sama, dapat terjadi hingga satu pekan ke depan.

Baca Juga: Ingin Nikahi Orang Biasa, Putri Mako Tolak Uang Pernikahan dari Pemerintah Jepang

Tagar "Karena Gempa", dalam bahasa Jepang, menjadi tren di Twitter ketika banyak warga Tokyo yang memposting mengenai itu.

Warga Tokyo yang terbiasa dengan getaran gempa, mencoba menghibur satu sama lain dengan membuat candaan berkaitan dengan getaran untuk melupakan sejenak hal ini.

Mereka benyak membuat candaan dan gambar lucu atau meme untuk hiburan. Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka belum tidur dari Kamis malam dan harus bekerja.

Baca Juga: Terkenal Akan Kelezatannya, Ternyata Ini yang Menyebabkan Daging Sapi Jepang Wagyu Sangat Mahal

"Sepertinya perjalanan sangat ramai berkat gempa," tulis user Twitter bernama Nobiyo. "Satu-satunya keberuntungan dalam hal ini adalah kebanyakan orang sekarang memiliki setidaknya satu dosis vaksin (virus corona)," tambah Nobiyo.

Gempa bumi biasa terjadi di Jepang, sekitar 20% dari gempa bumi berkekuatan 6 SR atau lebih besar di dunia terjadi di negara ini.

Baca Juga: Ekstrimis Afghanistan Butuh Uang, Artefak dan Kepala Buddha Dijual Kepada Perancis dan Jepang

Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9 SR melanda pantai timur laut Jepang. Itu adalah gempa terkuat dalam catatan negara itu, menyebabkan tsunami besar dan menewaskan hampir 20 ribu orang.

Gempa dan tsunami juga merusak pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, memicu krisis nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl seperempat abad sebelumnya.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah