LINGKAR MADIUN- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Kamis (10 Maret) bahwa dia tidak percaya konflik di Ukraina akan berubah menjadi perang nuklir tetapi memperingatkan Amerika Serikat dan Eropa bahwa Moskow tidak pernah lagi ingin bergantung pada Barat.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991 setelah Barat menjatuhkan sanksi berat pada hampir seluruh sistem keuangan dan perusahaan Rusia menyusul invasi Moskow 24 Februari ke Ukraina.
Ditanya oleh koresponden Kremlin untuk surat kabar Kommersant Rusia apakah menurutnya perang nuklir dapat dipicu, Lavrov mengatakan kepada wartawan di Turki: "Saya tidak ingin mempercayainya, dan saya tidak mempercayainya".
Lavrov, menteri luar negeri Presiden Vladimir Putin sejak 2004, mengatakan tema nuklir telah dilemparkan ke dalam diskusi hanya oleh Barat, yang katanya terus kembali ke perang nuklir seperti Sigmund Freud, bapak psikoanalisis.
"Tentu saja itu membuat kami khawatir ketika Barat, seperti Freud, terus kembali dan kembali ke topik ini," kata Lavrov setelah pembicaraan di Antalya, Turki dengan timpalannya dari Ukraina Dmytro Kuleba.
Lavrov mengatakan pembicaraan tentang potensi serangan Rusia terhadap negara-negara Baltik sebelumnya Lituania, Latvia dan Estonia, sekarang semua anggota Uni Eropa dan NATO - "tampaknya hanya tipuan lama".
Baca Juga: Cegah Hipertensi, Tanpa Obat Kimia Mahal, Makan 1 Sayur Rebus Ini, Tekanan Darah Normal Seumur Hidup