Sekretaris Jendral NATO Ungkap Akan Perpanjang Masa Jabatan Ditengah Krisis Ukraina Perang dengan Rusia

- 25 Maret 2022, 12:35 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyebut perang Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai langkah yang salah karena tidak memperhitungkan perlawanan sengit dari Ukraina.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyebut perang Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai langkah yang salah karena tidak memperhitungkan perlawanan sengit dari Ukraina. /Reuters

LINGKAR MADIUN- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Kamis 24 Maret 2022 dia akan memperpanjang masa jabatannya sebagai kepala aliansi selama satu tahun karena menghadapi "krisis keamanan terbesar dalam satu generasi" akibat perang di Ukraina.

Masa jabatan Stoltenberg telah ditetapkan akan berakhir pada 1 Oktober dan dia akan menjabat sebagai gubernur bank sentral di negara asalnya, Norwegia, pada akhir 2022.

"Terhormat dengan keputusan NATO Kepala Negara dan Pemerintahan untuk memperpanjang masa jabatan saya sebagai Sekretaris Jenderal hingga 30 September 2023," cuit Stoltenberg.

Baca Juga: Mengejutkan! Gol Menit Akhir Makedonia Utara Buat Italia Menjadi Penonton Saat di Qatar

"Saat kita menghadapi krisis keamanan terbesar dalam satu generasi, kita bersatu untuk menjaga Aliansi kita kuat dan orang-orang kita aman."

Invasi Rusia ke Ukraina sebulan lalu telah memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan membuat negara-negara Barat memikirkan kembali kebijakan pertahanan mereka secara mendasar.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya. 

Baca Juga: Tak Perlu Suntik Pemutih, Wajah Gelap Jadi Putih Cerah dengan Cepat Pakai 1 Buah Ini, Begini Caranya

Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

Stoltenberg, seorang ekonom dengan pelatihan dan mantan pemimpin Partai Buruh Norwegia, adalah perdana menteri Norwegia dari 2000-01 dan 2005-13 sebelum menjadi kepala NATO pada tahun berikutnya. 

Dia juga pernah menjadi menteri keuangan dan menteri energi.

Pemerintah Norwegia bulan lalu mengatakan wakil kepala bank sentral, Ida Wolden Bache, akan bekerja sebagai gubernur sampai Stoltenberg mengambil alih jabatan puncak pada akhir tahun.

Baca Juga: Por dan Robert Dikeroyok Ratusan Wartawan, Tagih Janji Ungkap Fakta Kematian Tangmo Nida, Ini Reaksinya

Kementerian keuangan mengatakan sekarang akan mengusulkan Wolden Bache untuk memimpin bank tersebut untuk masa jabatan enam tahun penuh. 

Dia adalah wanita pertama yang menjalankan Norges Bank dalam 206 tahun sejarahnya.

"Kami harus mencari gubernur baru dan itu akan menjadi Ida Wolden Bache selama enam tahun jika pemerintah menerima," kata juru bicara kementerian keuangan.

Pencalonan Stoltenberg ke bank sentral pada Februari menciptakan kontroversi di negara asalnya, dengan oposisi di parlemen khawatir pengangkatannya dapat melemahkan independensi Norges Bank.

Baca Juga: Atasi PSIS Semarang Persipura Jayapura Menang Besar, Asa Bertahan di BRI Liga 1 Indonesia  Kian Terbuka Lebar

Norwegia diperintah oleh koalisi yang dipimpin oleh Partai Buruh, yang dulu dipimpin Stoltenberg.

Bache, yang sebelumnya pada hari Kamis mempresentasikan keputusan bank sentral Norwegia untuk menaikkan suku bunga menjadi 0,75 persen dari 0,50 persen, mengatakan dia akan setuju untuk melanjutkan jabatannya.

"Saya melamar karena saya sangat berkomitmen pada Norges Bank, stafnya yang sangat kompeten dan misinya. Komitmen saya sama kuatnya hari ini," katanya dalam sebuah pernyataan.

Gubernur bank sentral bertugas menetapkan suku bunga dan mengelola stabilitas keuangan serta mengawasi dana kekayaan negara Norwegia, yang terbesar di dunia dengan aset US$1,4 triliun.

Baca Juga: Siap Bantu Damaikan Rusia dan Ukraina, Volodymyr Zelensky Minta AS Tak Menghukum Miliarder Roman Abramovich

Penunjukan Wolden Bache untuk masa jabatan penuh tidak mungkin mengubah arah kebijakan moneter.

Kebijakan moneter di Norwegia sangat bergantung pada rekomendasi dan prakiraan staf, serta pembangunan konsensus pada komite kebijakan lima anggota, kata para ekonom sebelumnya.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah