Pihak Ukraina tidak mengkonfirmasi informasi tersebut.
Ukraina justru mengatakan pada 20 April bahwa pihaknya telah setuju dengan pasukan Rusia untuk membuka koridor untuk mengevakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengumumkan bahwa orang-orang harus berkumpul pada pukul 14:00 pada tanggal 20 April (waktu setempat, yaitu pukul 18:00, waktu Hanoi) untuk mengungsi ke kota Zaporizhzhia di Ukraina.
Sebelumnya, pada 19 April, Deputi Perwakilan Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Dmitry Polyanskiy menolak seruan Ukraina untuk gencatan senjata, dengan mengatakan itu adalah alasan bagi Kyiv untuk mengumpulkan pasukan dan menerima lebih banyak senjata dan bantuan.
Di Mariupol, komandan marinir Ukraina di Azovstal benteng terakhir di kota selatan mengatakan bahwa pasukannya mungkin menghadapi hari-hari terakhirnya, bahkan jam-jam terakhirnya.
Moskow sebelumnya telah mengeluarkan serangkaian ultimatum yang menuntut agar pasukan Ukraina di Mariupol meletakkan senjata mereka, tetapi komandan Ukraina sebelumnya bersumpah untuk tidak menyerah.***