Presiden Erdogan Naik Pitam, Sebut Majalah Charlie Hebdo Brengsek dan Rasis

- 29 Oktober 2020, 16:22 WIB
Karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang dianggap cabul terpajang dalam majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo.
Karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang dianggap cabul terpajang dalam majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo. /Kolase Instagram.com/@rterdogan dan Twitter.com/@Charlie_Hebdo_

LINGKAR MADIUN – Tak mau nanggung bikin kisruh, majalah Prancis Charlie Hebdo pasang kartun Nabi Muhammad, setelah itu disusul kartun cabul Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Kartun satir itu dijadikan sebagai cover depan diunggah di akun Twitter Charlie Hebdo pukul 24.00, Rabu (27/10/2020) atau Kamis (28/10/2020).

Erdorgan digambarkan menyibak rok perempuan berjilbab yang sedang membawa napan berisi gelas dengan judul 'Erdogan: secara pribadi, dia sangat lucu'.

Baca Juga: Habiskan liburan akhir pekan dengan wisata malam, berikut rekomendasinya

Baca Juga: Mnet Akan Memulai Syuting Acara “Kingdom” pada Bulan Januari Mendatang

Saat dikonfirmasi, Erdogan menyatakan, dia tidak melihat gambar majalah satir itu. Sebab, dia merasa tidak perlu memberi mengapresiasi perilaku tak bermoral.

"Saya tak perlu mengatakan apa pun kepada si brengsek yang sudah menghina nabi saya seperti itu," seru Erdogan dalam pidato di parlemen.

Dia menyatakan sedih dan frustrasi bukan karena dia menjadi sasaran dari majalah itu. Melainkan kartun Nabi Muhammad yang menuai kontroversi.

Baca Juga: Situs Dinas Tenaga Kerja Bandung Diretas, Apa yang Ditulis Hacker?

Alhasil untuk merespons satir pedas itu dan terutama kartun Nabi Muhammad itu, Erdogan sendiri sebelumnya sudah menyerukan kepada publik untuk memboikot produk Prancis. Terutama setelah Macron menolak menurunkan kartun Nabi Muhammad.

Atas sikapnya itu, Presiden Turki menyindir Emmanuel Macron untuk melakukan "periksa mental" karena sikapnya terhadap Islam terlalu radikal.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Daerah Pulau Jawa

Lebih dari itu, milansir AFP, Erdogan menuding "Macron dan yang sejiwa dengannya" melakukan "kebijakan jahat, jelek, dan provokatif untuk menebar kebencian"

Tak hanya itu, secara resmi asisten pers Erdogan, Fahrettin Altun, mengatakan dalam tuitnya, "Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budayanya," tulisnya, pada Selasa (27/10/2020).

Baca Juga: Diingatkan KPK Terkait 15 Sepeda Lipat, Moeldoko: Tidak Untuk Jokowi

Karena gambar cabul yang dibuat oleh Charlie Hebdo itu, jaksa penuntut Turki menyatakan bahwa mereka bakal menggelar penyelidikan.

Paris langsung merespons dengan memanggil pulang duta besarnya di Turki. Sementara, Charlie Hebdo sendiri sudah pernah menjadi sasaran kemarahan pada 2015.

Saat itu, 12 orang stafnya tewas oleh dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi, setelah sebelumnya mereka mengunggah gambar kontroversi itu.

Baca Juga: Pengubah Sekte Menjadi Budak Seks, Keith Raniere Merasa Tidak BersalahBaca Juga: Inilah Buntut Kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron

Namun pada bulan September , majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad itu untuk mengiringi sidang terhadap 14 orang yang dituduh terlibat dalam serangan teroris yang menewaskan 12 orang stafnya.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x