Baca Juga: Jelang Man United vs Arsenal, Man United Kehilangan Alex Telles Karena Positif Covid-19
“Orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghormati perasaan orang lain,” katanya.
Di Prancis, Cedric O, seorang menteri junior yang bertanggung jawab atas industri digital dan komunikasi, mengatakan dia telah berbicara dengan direktur pelaksana Twitter di negara itu untuk membatasi akun Mahathir.
Jika tidak dilakukan, akun Mahathir itu akan menjadi "perpanjangan tangan sebagai seruan resmi pembunuhan," katanya.
RESPECT OTHERS
1. A teacher in France had his throat slit by an 18-year-old Chechen boy. The killer was angered by the teacher showing a caricature of Prophet Muhammad. The teacher intended to demonstrate freedom of expression.— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) October 29, 2020
Twitter awalnya menandai cuit Mahathir tentang membunuh "jutaan orang Prancis" sebagai "memuliakan kekerasan" dan kemudian menghapusnya dari utas. Namun cuit lainnya yang berjudul RESPECT OTHERS masih tetap ada.
Baca Juga: Lulus CPNS, Jangan Lupa Lakukan Pemberkasan di sscn.bkn.go.id. Begini Cara dan Daftar Berkasnya
Pemimpin beberapa negara mayoritas muslim mengutuk pernyataan pejabat Prancis, termasuk Macron, yang membela karikatur Nabi Muhammad sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Namun karikatur itu oleh pemimpin negara mayoritas muslim, dianggap menghujat umat Islam.
Perselisihan makin berkobar setelah seorang guru menunjukkan kartun satir nabi selama diskusi di kelas, kemudian diserang di jalan dan dipenggal oleh seorang anak berusia 18 tahun asal Chechnya.
Baca Juga: Pasca Aksi Teror Tewaskan 3 Orang di Nice, Kini Prancis Siaga Satu Peringatan Keamanan
Pejabat Prancis mengatakan pembunuhan itu merupakan serangan terhadap nilai inti kebebasan berekspresi Prancis, dan Prancis tetap membela hak untuk menerbitkan kartun.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan akan berupaya menindak keyakinan Islam Radikal yang menumbangkan nilai-nilai Prancis.***