Pendapat Kamala Harris Mengenai Pencaplokan ‘Tepi Barat Palestina’ Dilakukan oleh Israel

- 8 November 2020, 20:37 WIB
Kamala Harris
Kamala Harris /instagram.com/kamalaharris

LINGKAR MADIUN – Nama Kamala Harris makin senter ketika bersama Joe Biden berhasil memenangkan Pilpres Amerika Serikat 2020, dengan telak mengalahkan Donald Trump.

Di sisi lain, Kamala Harris sedang ramai diperbincangan netizen Indonesia mengenai hubungannya dengan Israel.

Terumata suami Kamala Harris yang bernama Douglas Emhoff yang beragama Yahudi juga dekat dengan Israel.

Baca Juga: 10 Fakta Tugu Pahlawan, Ikon Surabaya untuk Peringati Hari Pahlawan

Baca Juga: 8 Manfaat Santan Kelapa untuk Kesehatan, dari Antibakteri hingga Cegah Diabetes

Bahkan dalam akun resminya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengcupkan selamat atas kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris di akun Twitternya.

“Selemat Joe Biden dan Kamala Harris. Joe, kita telah memiliki hubungan pribadi yang panjang dan hangat selama hampir 40 tahun, dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda berdua untuk lebih memperkuat aliansi khusus antara AS dan Israel,” tulis Benjamin Nentanyahu pada Minggu, 8 November 2020.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Hari ini 9 November 2020 Terbaru: Soal Cinta, Kesehatan dan Karir

Sementara itu, Kamala Harris mengungkapkan pandangannya mengenai Israel dan Palestina di PodSaveAmerica, pada 17 April, 2019.

Puluhan anak Palestina di desa Khirbet Humsa, Tepi Barat, menjadi tunawisma usai tempat tinggalnya diratakan dengan tanah oleh tentara Israel.
Puluhan anak Palestina di desa Khirbet Humsa, Tepi Barat, menjadi tunawisma usai tempat tinggalnya diratakan dengan tanah oleh tentara Israel.

Terumata mengenai wilayah Tepi Barat yang juga dikenal dengan nama "Yudea dan Samaria". Wilayah yang masih bagian dari Palestina, di barat sungai Yordan. Tepi Barat dan Jalur Gaza merupakan wilayah Palestina yang dideklarasikan pada 1988.

Baca Juga: Bikin Ngiler! Tepo Tahu Kuliner Khas Ngawi, Khofifah: Rasanya Gak Ada Obatnya

Berikut petikan wawancara dengan John Favreau yang dikutip dari Jewishvirtuallibrary:

Favreau: Netanyahu baru saja memenangkan pemilihan ulang. Salah satu janjinya tepat sebelum pemilu adalah dia mengatakan akan mencaplok pemukiman Tepi Barat. Jika Anda jadi Presiden AS, sementara Netanyahu memutuskan untuk mencaplok permukiman Tepi Barat, apa yang Anda lakukan?

Harris: "Yah, saya benar-benar menentang keputusan sepihak untuk pencaplokan itu, dan saya akan menyatakan menjadi oposisi."

Baca Juga: Tteokbokki Jajanan Khas Korea yang Banyak Muncul di Drama, Bikin Lapar Seketika!

Favreau: Bagaimana Anda melihat semacam dukungan Anda untuk Israel - yang saya tahu Anda adalah pendukung kuat Israel - dengan kebijakan di bawah Netanyahu dan arah politik yang diambilnya? Apa yang dapat Anda lakukan sebagai Presiden untuk menunjukkan bahwa, ya kami mendukung Israel?

Harris: “Biar saya perjelas: Saya mendukung orang Israel. Dan saya jelas mengenai  itu. Saya mendukung orang Israel, namun tidak berarti  diterjemahkan saya mendukung siapa pun yang kebetulan berada di jabatan terpilih pada saat itu. Jadi, dukungan saya untuk Israel kuat dan tulus. Juga tidak diragukan lagi bahwa kita harus berbicara ketika pelanggaran hak asasi manusia terjadi. Kita harus bekerja dengan sekutu kita, yaitu Israel, untuk melakukan hal-hal yang kita tahu secara kolektif adalah untuk kepentingan hak asasi manusia dan demokrasi karena itu adalah komitmen bersama untuk demokrasi yang darinya hubungan itu lahir dan karenanya kita harus berpegang teguh untuk itu. "

Baca Juga: Kamala Harris dan Israel jadi Trending di Twitter: Kamala Pernah Bertemu Benjamin Netanyahu

“Saya juga percaya bahwa tidak diragukan lagi pemerintahan Harris akan sangat kuat dalam bekerja menuju solusi dua negara. Itu harus terjadi. "

Favreau: Tekanan diplomatik macam apa yang dapat Anda lakukan pada Israel untuk memastikan hal itu terjadi, atau setidaknya mendorong mereka ke arah itu?

Harris: “Ada beberapa hal. Tetapi itu tentu mengenai membuka saluran komunikasi yang jujur ​​dan tidak disinformasi atau kurangnya perspektif sejarah atau kurangnya perhatian. Dan saya pikir semua itu adalah kekhawatiran yang harus kita miliki tentang pemerintahan saat ini.”

Baca Juga: Awas Bagi Para Pelaku yang Menyebarkan Video Asusila, Advokat Hukum Angkat Bicara

Dektahui pada Selasa 3 November 2020,  Pemerintah Israel menghancurkan sebuah permukiman Palestina di Tepi Barat .yang diduduki pada Selasa 3 November 2020, kata warga dan aktivis hak Palestina.

Lebih dari 70 struktur hancur, menjadikannya pembongkaran tunggal terbesar dalam dekade terakhir dan pemindahan paksa terbesar permukiman Palestina di Tepi Barat dalam lebih dari empat tahun, kata PBB, sebagaimana dilansir dari AS NPR.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: jewishvirtuallibrary


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah