Hindari Penggunaan Setrum Listrik Jebakan Tikus! Ada Cara Ampuh yang Lebih Ramah Lingkungan

27 September 2020, 13:35 WIB
Ilustrasi hama tikus /pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun- Tikus adalah salah satu hama yang paling merepotkan di Indonesia. Banyak petani di Indonesia mengalami kerugian hasil bertani mereka karena serangan dari hama tikus yang kian tinggi.

Usaha untuk mengendalikan tikus ini sudah banyak dilakukan oleh para petani, mulai dari fisik, cara hayati, sanitasi, kultur teknik, mekanik dan kimia. Tetapi diakui, bahwa dengan cara pengendalian itu belum optimal, sehingga harapan untuk menekan populasi tikus sangatlah sulit.

Tak khayal pada akhirnya banyak petani yang memilih cara instan dalam mengatasi hama tikus dengan menggunakan jebakan tikus beraliran listrik meskipun cara tersebut tergolong cara yang tak ramah lingkungan dan berbahaya bagi sekelilingnya.

Baca Juga: Canggih! UGM Kembangkan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi, Bisa Deteksi 1-3 Hari Sebelumnya

Hal tersebutpun terbukti, banyak kasus kematian bermunculan akibat pemasangan jebakan tikus beraliran listrik tersebut.

Pada April 2020, Nur Nyamin (51), warga Desa Bendo, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ditemukan tewas tersengat listrik di area persawahan miliknya.

Pada Mei 2020, enam petani di Sragen tewas tersengat jebakan tikus, hingga membuat Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meradang. Kusnindar mengancam akan menuntut pemilik sawah yang nekat memasang perangkap tersebut.

Baca Juga: Sudah Cair! BLT Subsidi Gaji BPJS Tahap 4 Sebesar Rp 2,8 Juta , Bisa Cek via WA dan SMS

Kemudian di Kabupaten Ngawi Jawa Timur, masih dengan tahun yang sama, Aris Mawardi (46) tewas tersengat jebakan tikus, juga di Mojokerto, Tikram (68) bernasib sama pula. Kasus di Mojokerto ini berbeda, meski menelan korban jiwa, namun polisi tidak menetapkan tersangka dalam kasus tersebut dan dianggap sebagai kasus biasa saja.

Penggunaan setrum listrik untuk pengendalian tikus tidak direkomendasikan karena setrum listrik sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian bagi makhluk hidup yang terkena.

Padahal sebenarnya, pengendalian hama tikus ini dapat terlaksana dengan baik jika petani mempelajari konsep dasarnya dan menguasai berbagai cara pengendalian ke dalam suatu program yang sesuai dengan jenis organisme pengganggu dan ekosistem pertanian di tempat tersebut.

Baca Juga: Heboh Pemutaran Film G 30 S PKI, TB Hasanuddin: Terserah Masyarakat Mau Nonton atau Tidak

Berikut adalah cara pencegahan yang dapat petani lakukan untuk mengusir hama tikus pada tanamana padi :

1. Melakukan pembersihan lahan atau sanitasi lingkungan, pembersihan rumput dan semak-semak yang suka digunakan tikus untuk bersarang.

2. Dengan melakukan pemburuan atau dengan cara membunuh tikus secara langsung ( secara fisik ), dengan melakukan pembongkaran lubang-lubang sarang tikus, kemudian dibuntu dan dibunuh (gropyokan) secara misal dan memasukkan air ke dalam sarangnya atau lubang lubang sarang tikus.

Baca Juga: Fakta 'Selatan Jawa' Miliki Potensi Gempa dan Tsunami Lebih Besar, Ini Penjelasan BMKG...

3. Penanam secara serempak meliputi areal yang luas, misalnya seluas 0-100 hektar. Cara ini dilakukan untuk melakukan tersedianya makanan bagi tikus.

4. Memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan, seperti penggenangan sarang tikus, pemerangkapan, bunyi-bunyian, penjaringan dan cara-cara lainnya.

5. Sistem Biologi/hayati yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya seperti ular sanca, ularwelang, burung hantu dan lainnya.

Baca Juga: Cara Daftar Online Kartu Prakerja, Gelombang 10 Tersisa 200 Ribu Kuota

6. Memasang tirai persemaian pada saat padi disemai, di mana cara ini dilakukan untuk melindungi persemaian padi dari hama tikus. Bahan yang digunakan dari lembaran plastik atau lembaran kaleng bekas, tirai di pasang di sekitar persemaian dengan tingga sekitar 60 cm.

7. Dengan pemberian Rodentisida,  digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan.

8. Dengan memberikan Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.

Baca Juga: Waduh, Istri Gubernur Bali Terkonfirmasi Positif Covid-19 diduga dari Kluster Rumah Dinas Gubernur

9. Dengan melakukan pencegahan LTBS atau Linier Trap Barrier System atau berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah.. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.***

Editor: Ika Sholekhah Putri

Tags

Terkini

Terpopuler