Ketiga orang tersebut dibunuh dan jenazah nya dibuang di dalam hutan. Demikian juga dokter Moewardi yang sering menentang aksi-aksi golongan kiri, diculik ketika sedang bekerja di rumah sakit Solo hingga kini jenazahnya tak ditemukan.
Korban lainnya adalah Kolonel Marhadi yang namanya sekarang diabadikan menjadi Monumen di tengah alun-alun dan nama jalan utama di Kota Madiun.
Golongan kiri menuduh Pemerintah RI, termasuk Wakil Presiden Mohammad Hatta telah dipengaruhi Amerika Serikat untuk membasmi PKI.
Hal ini sejalan dengan visi Presiden AS kala itu, Harry S. Truman, yang mencetuskan, bahwa apabila hadir satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, karenanya negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino.
Oleh karenanya, Truman sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.
Baca Juga: Benfica vs Barcelona: Takluk Atas Benfica 3-0, Barca Semakin Terpuruk di Juru Kunci Liga Champions
Sebelumnya, pada 21 Juli 1948 telah dipersiapkan pertemuan rahasia di Hotel ‘Huisje Hansje‘ Sarangan, Plaosan, Magetan, yang tak jauh dari Madiun.
Dalam pertemuan itu, hadir Soekarno, Hatta, Soekiman Wirjosandjojo (Menteri Dalam Negeri), Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Soekanto Tjokrodiatmodjo, sedangkan di pihak Amerika Serikat hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika Serikat dalam Komisi Perbuatan yang berguna Adil PBB).