Waspada Gempa dan Tsunami Kenali Penyebab dan Cara Menyelematkan Diri

- 7 Oktober 2020, 15:41 WIB
BMKG
BMKG /Instagram.com/@infobmkg

Sebetulnya penelitian itu juga sudah dilakukan sejak tahun 2018. Sementara yang terlibat antara lain Widjo Kongko pada 2018, Ron Harris pada 2017 hingga 2019.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS Hari ini di Pegadaian, Minggu 4 Oktober 2020

Serta terakhir pada 2020, dilakukan oleh tim lintas lembaga yang dimpimpin ITB dan didukung BMKG.

Penelitian terakhir oleh ITB dan BMKG itu berdasarkan analisis data-data kegempaan BMKG. Dan pemodelan tsunami dengan beberapa skenario.

Skenario terburuk mengasumsikan jika terjadi gempa bumi secara bersamaan di dua segmen megathrust.

Baca Juga: LIPI Temukan Jejak Tsunami Purba Usia 300 Tahun, Terbentang dari Lebak Hingga Pacitan

Dua segmen megathrust itu berada di selatan Jawa bagian Barat dan Selatan Jawa bagian Timur akan mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang maksimum 20 meter di salah satu area di selatan Banten, dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.

Mekanisme kejadian tsunami yang dimodelkan ini serupa dengan kejadian tsunami Banda Aceh tahun 2004, yang juga diakibatkan oleh gempa bumi dengan Mw 9.1 dan tsunami mencapai pantai dalam waktu kurang lebih 20 menit.

Baca Juga: Tak Hanya di Selatan Jawa, Terbentang dari Sumatra Hingga Papua Rawan Tsunami

Pemodelan semacam itu juga dapat dijadikan acuan penyelamatan. Misalnya, daratan di pantai yang berada pada ketinggian lebih dari 20 meter, relatif lebih aman terhadap ancaman bahaya tsunami.

Halaman:

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah