LINGKAR MADIUN - Merebus air sudah menjadi rutinitas setiap orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya untuk membuat minuman hangat, mandi,memasak sayuran,dan sebagainya.
Ketika seseorang memasak air mendididih hingga suhu 100 derajat Celcius, pasti teksturnya mulai berubah.
Saat inilah terjadinya beberapa kandungan air menguap dan gasnya larut, yang menyebabkan rebusan itu sehat.
Baca Juga: Masa Pandemi Terjadi Peningkatan Dispensasi Perkawinan Anak hingga Tiga Kali Lipat
Air yang direbus bisa berupa air yang sangat bersih, dimurnikan, dan dideionisasi. Ataupun terkadang menggunakan air kran.
Namun perlu diperhatikan, apabila merebus air keran. Sebab air keran mengandung semua jenis gas dan mineral terlarut, dan bila direbus dalam waktu lama atau lebih dari sekali, komposisi kimianya dapat berubah menjadi buruk.
Penjelasan mengapa dilarang merebus air yang sama
Ketika Anda menggunakan air keran , ada beberapa kandungan yang mungkin tidak menguap saat air mendidih. Zat ini berpotensi akan menumpuk dan meningkatkan risiko tubuh mengonsumsi bahan kimia berbahaya tertentu.
Bahan kimia berbahaya ini biasanya berupa arsen, nitrat, dan fluorida. Ketahuilah, mineral yang sehat juga bisa berdampak buruk bagi kita jika terakumulasi dalam jumlah tinggi.
Baca Juga: Terima Vaksinasi, Atlet Jawa Timur Disiapkan Jalani Try Out ke Luar Negeri
Dan hal ini terjadi jika nitrat terkena suhu tinggi, seperti air mendidih, mereka menjadi sangat beracun.
Suhu tinggi mengubah nitrat menjadi nitrosamin, zat karsinogen. Nitrat berhubungan dengan penyakit seperti: leukemia, kanker ovarium, kanker usus besar, kanker pankreas, masalah tiroid.
Baca Juga: Diisukan Terkena Pelet Oleh Netizen, Mbah Mijan Ungkap Fakta Hubungan Kaesang dan Nadya Arifta
Mengumpulkan arsenik dalam tubuh kita selama bertahun-tahun dapat menyebabkan keracunan arsenik.
Selain itu, juga menyebabkan masalah kesehatan yang parah seperti kanker, penyakit kardiovaskular, masalah neurologis, gangguan perkembangan dan kemandulan.
Organisasi Kesehatan Dunia mengklaim bahwa air minum akan menjadi ancaman terbesar bagi umat manusia, hanya karena arsenik.
Sebuah studi baru-baru ini dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa paparan fluor dapat membahayakan perkembangan neurologis dan kognitif pada anak-anak.***