LINGKAR MADIUN - Dekan FISIP Universitas Indonesia, Ari Budi Soesilo, menyatakan bahwa akan terjadi 'peperangan' teknologi di luar angkasa yang melibatkan banyak negara.
Perlu diketahui bahwa China dan India saat ini sedang memproduksi banyak sekali roket dan meluncurkannya ke luar angkasa.
China bahkan sudah memiliki stasiun luar angkasa sendiri, setelah mereka belum diperkenankan untuk bergabung dengan ISS (International Space Station).
Hal yang demikian itu bisa saja menjadikan ruang angkasa sebagai medan 'perang bintang'.
Apalagi teknologi 5G juga akan diinisiasi menggunakan jaringan satelit daripada menggunakan menara konvensional seperti pada umumnya.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Antara pada 27 September 2021, dijelaskan bahwa pemerintah harus mengambil peran dan sikap dalam diplomasi luar angkasa ini.
Kedaulatan Indonesia di luar angkasa seharusnya juga menjadi perhatian khusus dari negara, karena itu adalah salah satu tanda kedaulatan negara.
Jangan sampai Indonesia mendapati negara-negara asing dan maju bebas pergi ke sana kemari dalam ruang luar angkasa di wilayah kedaulatan Indonesia.
Perlu diketahui pula, bahwa perebutan dominasi teknologi luar angkasa antara China dan negara-negara Barat ini secara tidak langsung akan melibatkan Indonesia.
Para pakar, seperti Edy Prasetyono, PhD dari Hubungan Internasional Universitas Indonesia, menyatakan bahwa pemerintah harus mengatur strategi dari hal ini.
Munculnya peran-peran swasta dalam 'perang bintang' di luar angkasa, seperti SpaceX dan Virgin juga harus menjadi perhatian utama.
Indonesia seharusnya dapat mengambil keuntungan dari perebutan dominasi luar angkasa ini. Oleh karena itu, Indonesia harus pintar-pintar mengatur strategi diplomasi.
Namun para pakar menyatakan, tetap ada baiknya jika Indonesia bisa berdiri secara independen di mana dukungan riset dan teknologi antariksa perlu untuk didorong dengan kuat.
Alasan utamanya adalah kedaulatan antariksa Indonesia masih lemah dan pemerintah masih belum memiliki perhatian khusus di sana.
Oleh karenanya, situasi ini harus harus benar-benar dimanfaatkan Indonesia dengan menyiapkan strategi diplomasi terkait 'perang bintang' yang di dalamnya mencakup teknologi, geografi, bahkan militer. ***