Ikut Serta dalam Perubahan Iklim, Indonesia Bertekad Kurangi Pertambangan Minyak dan Gas

21 Oktober 2021, 10:30 WIB
Indonesia akan kurangi pertambangan minyak dan gas. /https://www.esdm.go.id/

LINGKAR MADIUN - Beberapa negara besar di dunia sudah berkomitmen untuk mengambil bagian penting dalam konteks perubahan iklim.

Dilansir dari Reuters, Indonesia turut andil di mana target produksi minyak dan gas untuk tahun ini telah dipangkas.

Target lifting minyak tahun 2021 diturunkan menjadi 665.000 barel per hari (bph) dari target sebelumnya 705.000 barel per hari.

Baca Juga: Batalkan Kunjungan Dinas, Kesehatan Ratu Elizabeth II Memburuk? 

Lifting gas ditargetkan 5.529 juta standar kaki kubik per hari (mmcfd), turun dari 5.638 mmcfd.

Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers virtual, pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi produksi minyak dan gas.

"Ternyata dampak pandemi 2020 menyebabkan minus 20 ribu barel minyak per hari dari perkiraan kita," ungkap Soetjipto merujuk pada defisit selama kuartal ketiga.

Baca Juga: Facebook Bakal Ganti Nama Demi Perluasan Teknologi Metaverse, Walau Sering Kena Semprot Pemerintah 

"Shutdown yang tidak direncanakan terjadi selama pandemi, sementara investor menunda investasi dan membatasi kegiatan hulu dan produksi," tambahnya.

Lifting minyak Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini adalah 661.000 bph, sedangkan lifting gas sebesar 5.492 mmcfd berdasarkan data dari SKK Migas.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa lifting gas alam cair (LNG) Indonesia dari Januari hingga September tahun ini sebanyak 149,5 kargo standar.

Baca Juga: Bagi Penderita Diabetes, Jika Merasakan Beberapa Gejala Ini, Peringatan Kadar Gula yang Tinggi 

Regulator mengatakan pada bulan Juli lalu bahwa mereka mengharapkan 206,1 kargo tahun ini.

Namun demikian, kargo LNG diperkirakan akan meningkat tahun depan dan ditargetkan mencapai 211,9 kargo standar, menurut data SKK Migas.

Tidak menutup kemungkinan pula, ada peningkatan-peningkatan lain dari sektor pertambangan, karena tren energi hijau yang baru muncul tersebut menimbulkan distorsi.

Baca Juga: Waspada! Jika Anda Sering Merasakan Sakit Kepala Mendadak, Inilah Salah Satu Gejala Penyakit Berbahaya 

Perlu diketahui, distorsi atau (ketidakwajaran ekonomi) tersebut membuat permintaan minyak dan gas di Indonesia meningkat tajam. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler