Keren! Cara Kepala Daerah Perempuan Atasi Pandemi Covid-19

23 September 2020, 15:59 WIB
ilustrasi perempuan berjaya /Suarakarya.id

Lingkar Madiun - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten Fauzul Iman mengungkapkan dalam kegiatan web based seminar (webinar) 'Kepala Daerah Perempuan di Era Pandemi Covid-19', melalui virtual, Selasa 22 September 2020.

Jika peran dan kontribusi Kepala daerah perempuan di masa pandemi Covid-19 memperoleh apresiasi yang luar biasa dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagaimana tidak, persoalan-persoalan yang dihadapi kepala daerah perempuan dalam menghadapi kasus pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang harus dihadapi secara persuasif oleh Srikandi yang hanya memiliki mental tangguh.

Hadir dalam webinar tersebut, Bupati Kabupaten Serang Ratu Tatu Chasanah, Bupati Pandeglang Irna Narulita, Bupati Jember Faida, Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Pengamat Pendidikan Asep Saefuddin, dan Anggota DPR RI Nuraeni.

Baca Juga: Kabar Gembira, Terbit Juknis Bantuan Kemendikbud berupa Kuota Data Internet, Yuk Simak Penjelasannya

"Kepala daerah perempuan memiliki kontribusi yang luar biasa. Mereka mampu menyelesaikan masalah yang persuasif seperti tentang ekonomi tetap tangguh, pendidikan tetap terwujud dan terlaksana, kemudian persoalan kesehatan lainnya yang menggeluti peristiwa Covid-19," kata Fauzul.

Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, dalam menghadapi Covid-19 pihaknya mengikuti arahan pemerintah untuk membentuk gugus tugas hingga ke tingkat rukun tetangga (RT). Kemudian, Kabupaten Serang juga memiliki rumah sakit yang menjadi rujukan bagi pasien Covid-19..

Selain itu, di masa Covid-19 pihaknya juga fokus pada bidang pendidikan, agar proses pembelajaran tetap berjalan walaupun belum maksimal, juga bekerja sama dengan televisi swasta untuk guru mengajar.

Baca Juga: Keluarkan Maklumat, FPI dan Alumni 212 Paksa Pemerintah Tunda Pilkada 2020 guna Hindari Kluster Maut

Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), guru honorer, dan guru TPA/Ngaji mendapatkan bantuan insentif dari Dinas Pendidikan.

Dinas Pendidikan juga memberikan beasiswa yang cukup banyak untuk mahasiswa di perguruan tinggi dan memberikan bantuan dalam proses pembelajaran via daring untuk para pelajar.

"Kami membuat gugus tugas hingga ke tingkat RT, kemudian ada rumah sakit yang menjadi rujukan untuk pasien Covid-19 serta kami juga berupaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan walaupun belum maksimal, kami juga bekerja sama dengan televisi swasta untuk guru mengajar, dan memberikan insentif untuk guru PAUD, guru honorer dan guru ngaji, dan kami juga memiliki program beasiswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Cek Segera, 3 Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 10

Pasar daring

Bupati Pandeglang Irna Narulita menuturkan, pihaknya bersama satuan tugas (satgas) percepatan Covid-19 melakukan check point di perbatasan untuk penggunaan masker, melakukan jaga jarak kalau tidak mengikuti perintah tentu akan ada sanksi sosial.

"Kami bekerja sama dengan satgas percepatan Covid-19 untuk melakukan check point di perbatasan agar masyarakat tetap menggunakan masker, melakukan jaga jarak. Kami tidak memberikan denda karena melihat ekonomi masyarakat yang terdampak Covid-19. Sehingga, kami memberikan sanksi sosial dan juga membuat pasar daring itu untuk membantu masyarakat agar tidak keluar rumah, banyak program yang kami lakukan selama Covid-19," tuturnya.

Bupati Jember Faida mengatakan, pihaknya menyadari bahwa Covid-19 akan panjang dan membutuhkan penanganan berbulan-bulan. Ketika ada perintah, pihaknya langsung melakukan refocusing anggaran untuk menangani Covid-19, keselamatan masyarakat yang utama.

Baca Juga: Wasekjen Partai Demokrat : Penyebab Resesi Karena Kinerja Jokowi Yang Lamban

Pertama yang dilakukan pihaknya membuat 5 posko di perbatasan, kemudian melakukan penutupan ke 600 pondok pesantren, 2.000 gedung sekolah ditutup dan melakukan penyemprotan disinfektan serta 4.000 tempat layanan ibadah pihaknya menugaskan petugas serta 600 layanan publik untuk menyosialisasikan Covid-19.

"Kami menyadari Covid-19 akan panjang sehingga langsung melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Selain itu juga pertama yang kami lakukan membuat 5 posko di perbatasan dan menutup sekolah, pondok pesantren, tempat ibadah dan layanan publik," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya membuat pasar daring melibatkan 500 ojek pangkalan, kemudian membuat pasar tangguh serta di pasar tradisional membuat jalur satu arah dan membuat 251 tempat cuci tangan yang tersebar di pasar dan tempat umum. Pihaknya juga yang pertama mengembalikan santri dengan menyediakan bus untuk dikembalikan ke kota asal.

Baca Juga: Menolak Pilkada Ditunda Lagi, Mahfud: Kami Tidak Mau 270 Daerah dijabat Plt dalam Waktu Bersamaan

"Di masa Covid-19 membuat kami membuat pasar daring yang melibatkan 500 ojek pangkalan serta membuat pasar tangguh serta membuat ratusan tempat cuci tangan yang tersebut di pasar dan tempat umum kemudian kami juga yang pertama mengembalikan santri dengan menyediakan bus," ujarnya.***

 

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler