LINGKAR MADIUN – Anafilatik adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat.
Syok anafilatik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu siap mengantisipasi kemungkinan kejadian tersebut.
Kemungkinan terjadi reaksi anafilatik pasti terjadi pada penyuntikan vaksinasi skala besar. Meskipun kejadian reaksi anafilatik ini sangat jarang.
Baca Juga: Prediksi Curah Hujan di Indonesia, Wilayah Jawa Timur Hari ini Berpotensi Hujan Sedang
Baca Juga: Mbak You Ramalkan Ariel 'NOAH’ Akan Menikah Tahun 2021 Dengan Artis Berinisal Huruf ‘A’, Benarkah?
Dari satu juta dosis terjadi sebanyak 1 atau 2 kasus.
Penyebab reaksi anafilatik bisa terjadi tidak hanya disebabkan vaksin, namun juga bisa terjadi akibat antibiotik, kacang, nasi, maupun zat kimia.
Sampai saat ini belum ditemukan oleh para ahli.
Para ahli melaporkan belum menemukan efek samping atau KIPI yang serius, termasuk munculnya reaksi anafilatik dalam program vaksinasi COVID-19.
Hanya ditemukan reaksi ringan dan mudah diatasi setelah vaksinasi COVID-19, seperti mengantuk, nyeri otot maupun lemas.
Laporkan apabila mengalami reaksi anafilatik. Karena reaksi anafilatik tergolong ke dalam KIPI yang sangat serius, sehingga setiap kejadiannya harus segera dilaporkan secara berjenjang.
Baca Juga: Prediksi Curah Hujan di Indonesia, Wilayah Jawa Timur Hari ini Berpotensi Hujan Sedang
Baca Juga: Mbak You Ramalkan Ariel 'NOAH’ Akan Menikah Tahun 2021 Dengan Artis Berinisal Huruf ‘A’, Benarkah?
Selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi.
Manfaat yang dihasilkan dari vaksinasi jauh lebih besar dibanding risikonya.
Vaksin yang dipakai dalam program vaksinasi dipastikan aman, sesuai dengan rekomendasi WHO, memiliki reaksi lokal dan efek sistemik yang rendah.
Memiliki imunogenitas tinggi serta efektif untuk mencegah COVID-19.***