LINGKAR MADIUN - Indonesia dan IEA sepakat melanjutkan kolaborasi mengakselerasi program transisi energi, pembangunan berkelanjutan.
Serta memperkuat pemulihan ekonomi.
Tuntutan dunia bebas karbon di masa mendatang sudah menjadi keniscayaan.
Bahkan, Badan Energi Internasional (IEA) sudah memberikan seruan agar dunia menghentikan investasinya pada proyek energi fosil.
Demi mencapai target iklim bebas karbon pada tahun 2050.
Bagi Indonesia, peta jalan pengembangan energi terbarukan pun sudah ditentukan.
Negara ini telah menetapkan target bauran energi nasional pada 2025 diharapkan sudah mencapai 23 persen.
Baca Juga: 6 Tanda Darah Mengalami Penggumpalan, Mulai Batuk - Kaki Bengkak
Sebagai informasi, bauran energi saat ini baru mencapai 11,2 persen.
Kebijakan yang dipadukan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030.
Upaya jelas menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan.
Tentu saja, komitmen menuju sistem energi yang berkelanjutan itu didukung potensi sumber daya yang tersedia cukup besar.
Dan pastinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sumber daya energi yang berkelanjutan di negeri ini cukup berlimpah.
Meliputi sumber energi surya, energi air dan mikrohidro, energi angin, energi panas bumi, energi gelombang laut, dan sumber energi biomassa.
Dalam rangka mengakselerasinya, pemerintah pun berencana memberikan insentif dan dukungan fiskal.
Bentuk dukungan itu dalam waktu dekat akan keluar berupa peraturan presiden (perpres).
Saat ini, regulasi tersebut masih dalam tahap pembahasan di Kementerian Keuangan.***