Tetapi para ahli kesehatan mengatakan tujuan ini mungkin terlalu muluk-muluk mengingat kurangnya pasokan vaksin dan petugas kesehatan yang memadai.
Selain itu, faktor infrastruktur kesehatan yang buruk di seluruh negeri menjadi perhatian tersendiri.
Baca Juga: Susu Tempe, Minuman Unik dengan Nutrisi Selangit Ampuh Sikat Diabetes dan Kolesterol, Tertarik Coba?
"Kita bisa menentukan target (vaksinasi) apa saja, tapi masalahnya adalah apakah vaksin yang tersedia cukup untuk didistribusikan ke seluruh negeri," kata Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Lebih dari 200 juta dosis vaksin telah tiba di Indonesia pada 23 Agustus 2021, dengan lebih dari 80 persen di antaranya dari produsen obat China, Sinovac Biotech.
Sebagian besar vaksin dikirim dalam jumlah besar ke perusahaan farmasi milik negara Indonesia, Bio Farma, yang bermitra dengan Sinovac dalam memproses dan mengemasnya.
Baca Juga: Benci Suara Kunyahan Orang Lain Saat Makan? Bisa Jadi Kamu ‘Derita‘ Fenomena Ini, Simak Ulasannya
Selain Sinovac Biotech, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer juga memasok vaksin ke Indonesia.
Menurut A'an Suryana, Sarjana tamu di ISEAS - Yusof Ishak Institute, sebuah pusat penelitian di Singapura menyatakan Indonesia masih sulit mengejar vaksinasi penuh.
Hal ini terjadi karena jadwal pengiriman vaksin bervariasi yang kemudian mempengaruhi kecepatan program vaksinasi itu sendiri.