Selain mendapat pengalaman langsung di lapangan, mahasiswa juga diberi fasilitas seperti uang saku, transport PP, atribut (kaos, jaket, rompi, topi rimba, tas ransel), serta anggaran hibah dalam negeri atau Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial.
Dalam prakteknya kegiatan akan dilakukan melalui dua bentuk yakni offline dan online.
Aktivitas offline yakni mahasiswa turun langsung ke lapangan dengan terlibat aktif dalam yayasan, panti atau balai sosial di daerah.
Sedangkan aktivitas online dilakukan mahasiswa agar lebih inklusif sehingga menjadi jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak membantu.
Pendaftaran program ini dibuka mulai 18-30 September 2021 dengan kuota sebanyak 5.140 mahasiswa untuk 514 daerah di Indonesia.
Sejak 5 hari setelah pendaftaran dibuka sudah mencapai 1.243 pendaftar yang akan melalui seleksi administratif (kelengkapan dan kesesuaian berkas calon peserta serta kualitas essay), seleksi tertulis, dan seleksi wawancara oleh tim panelis.***