Pada saat itu, Presiden Soekarno meminta tentara untuk tidak ikut campur. Menurut Bung Karno, tentara saat itu tidak bisa dipercaya sama sekali.
Sementara itu, Soekarno mencurahkan energinya untuk politik domestik dan internasional.
Baca Juga: Peringatan G30S PKI, Berikut 7 Pahlawan Revolusi yang Berjasa dan Gugur di Tangan PKI
Saat itu, ekonomi Indonesia memburuk dengan cepat di mana kemiskinan dan kelaparan semakin meluas, sementara kewajiban utang luar negeri menjadi tidak terkendali dan infrastruktur hancur.
Demokrasi Soekarno berdiri di atas dasar yang rapuh karena konflik yang melekat di antara dua pilar pendukung yang mendasarinya, yaitu militer dan komunis.
Militer, nasionalis, dan kelompok Islam dikejutkan oleh pesatnya pertumbuhan partai komunis di bawah perlindungan Soekarno.
Baca Juga: Inilah Balasan Surat Soekarno Atas Kekhawatiran Ratna Sari Dewi Pasca Tragedi G30S PKI
Mereka takut akan segera berdirinya negara komunis di Indonesia. Pada tahun 1965, PKI memiliki tiga juta anggota dan sangat kuat di Jawa Tengah dan Bali.
Partai tersebut sempat menjadi partai politik paling kuat di Indonesia dalam hal keanggotaan, yakni sampai memiliki tiga juta anggota.
Seperti yang diketahui, setelah itu terjadi G30S/PKI dan Presiden Soekarno tidak segera mengambil tindakan.