Arak-arakan berhenti di depan balai desa. Dengan posisi tanpa busana, beberapa orang laki-laki tak pergi. Laki-laki itu berbuat jahat terhadapnya. Sementara, ia tak tahu kemana anaknya dibawa pergi.
Baca Juga: Survei BPS Mencatat Warga Pecaya Tidak Tertular Covid-19, BPS: Terus Beri Pemahaman Covid-19
Baca Juga: Belum Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud, Lakukan Langkah Ini!
Sehari berikutnya, ia dibawa ke pos tentara. Di sana, ia diintrogasi dan diminta menari tanpa busana di atas meja.
Jika ia menolak, beberapa kawannya yang juga ditangkap akan dibunuh oleh para tentara itu. Setelah beberapa tahun, ia akhirnya dibebaskan dan tetap mencari dimana suami dan mertuanya dikuburkan.(Aprilia Tri Wahyu Ningrum/Kabar Lumajang)
Disclaimer: Artikel ini hanya sekadar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun tidak bertanggungjawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya. ***