Perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia di Masa Pandemi 10 Oktober 2020, Simak Selengkapnya

- 10 Oktober 2020, 09:31 WIB
ilustrasi Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2020
ilustrasi Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2020 /Galamedia Pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun- Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober setiap tahunnya. Pada tahun 2020, Hari Kesehatan Mental Sedunia mengusung tema 'Investasi Kesehatan Mental'.

Bagaimana kesehatan mental itu sendiri?

Banyak sebagian dari kita yang enggan mengakui jika tengah mengalami gangguan. Sebagaimana diberitakan Jurnal Gaya dalam artikel 'Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2020: Pengertian, Tema dan Sejarah' pada 10 Oktober 2020.

Baca Juga: Inilah Doa yang Diajarkan Rasullah Ketika Sakit, Terutama Untuk Pasien Covid-19

Dikutip dari halodoc.com, kesehatan mental dipengaruhi peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.

Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Baca Juga: Hah, Indonesia Beli Pesawat Tempur Sukhoi dengan Sistem Barter Kerupuk? Simak Ulasan Sejarahnya

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis.

Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan.

Baca Juga: Tanggapi Para Pendemo, Presiden Jokowi Sampaikan Klarifikasi Terkait Disinformasi UU Cipta Kerja

Hampir 1 miliar orang di dunia memiliki gangguan kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol yang berbahaya dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.

Apalagi saat ini, sebagian besar masyarakat di dunia tengah bertempur melawan pandemi Covid-19, akses kesehatan menjadi sangat terbatas. Karena pelayanan kesehatan ikut terganggu.

Situasi pandemi ini memaksa orang-orang mengubah kebiasaannya dalam menjalani hari, sehingga berpotensi menyebabkan stres. Bagi orang-orang yang terdampak lebih jauh akan memgganggu kesehatan mentalnya.

Baca Juga: Wow, Instagram Buat Fitur Audio Baru Mirip TikTok, Begini Hasilnya

Persoalannya, masih sedikit orang di dunia yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental berkualitas.

Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, lebih dari 75 persen orang dengan gangguan mental, neurologis, dan penyalahgunaan zat tidak menerima pengobatan sama sekali untuk kondisi mereka.

"Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah kesempatan bagi dunia untuk berkumpul dan mulai memperbaiki pengabaian terhadap kesehatan mental,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: UPDATE SKOR Kolombia vs Venezuela: Kolombia Ungguli 3-0 di Babak Pertama, Live Streaming Mola TV

Berikut sejarah asal muasal Hari Kesehatan Mental Sedunia!

Dikutip dari Wikipedia, Hari Kesehatan Mental Sedunia dirayakan untuk pertama kalinya pada 10 Oktober 1992 atas prakarsa Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.

Hingga tahun 1994, hari itu tidak memiliki  tema khusus selain mempromosikan advokasi kesehatan mental secara umum dan mendidik masyarakat.

Pada tahun 1994 Hari Kesehatan Mental Sedunia dirayakan dengan tema untuk pertama kalinya atas saran dari Sekretaris Jenderal Eugene Brody.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022 Kolombia vs Venezuela: 3 Gol Menangkan Kolombia Atas Venezuela

Temanya adalah 'Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia'.

Hari Kesehatan Mental Sedunia didukung oleh WHO melalui peningkatan kesadaran tentang masalah kesehatan mental menggunakan hubungan yang kuat dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi masyarakat sipil di seluruh dunia.

WHO juga mendukung pengembangan materi teknis dan komunikasi.***(Firmansyah/Jurnal Gaya)

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Jurnal Gaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah